SURABAYA, BARAK.ID – Edward Tannur, anggota DPR RI yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menjadi perbincangan hangat publik. Terlebih, setelah diketahui bahwa putranya, Gregorius Ronald Tannur (GRT), diduga sebagai pelaku penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya Dini Sera Afrianti di Blackhole KTV Surabaya.
Jejak Edward Tannur
Kemunculan nama Edward Tannur dalam pemberitaan mengenai kasus tersebut tentunya membuat banyak orang penasaran akan profil serta latar belakangnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari p2k.stekom ac.id, berikut ini adalah profil singkat dan perjalanan karir Edward Tannur:
Edward lahir di Antambua, NTT, pada 2 Desember 1961. Pendidikan dasarnya, mulai dari SD hingga SMA, diselesaikannya di Atambua, kota kelahirannya. Kemudian, untuk studi S1, Edward memilih Fakultas Hukum Universitas PGRI Kupang.
Dari sisi politik, Edward saat ini merupakan wakil rakyat di DPR RI mewakili Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil II NTT dan menempati posisi di Komisi IV. Edward dan Meirizka Widjaja, istrinya, dikaruniai tiga orang anak.
Selain aktif dalam dunia politik, Edward Tannur dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi. Beberapa posisi kepemimpinan organisasi yang pernah dipegangnya antara lain:
- Ketua Tulip Football Club (1997-2003)
- Ketua Sasana Tulip Kabupaten Timur Tengah Utara (1997-2003)
- Ketua GAPEKNAS Kabupaten Timur Tengah Utara (2000-2004)
- Pembina PMKRI Cabang Kefameanu (2004-2005)
- Ketua KONI Kabupaten Timur Tengah Utara (2004-2005)
- Ketua DPac PKB Kabupaten Timur Tengah Utara (2006-2011)
Edward juga memiliki latar belakang profesional di bidang bisnis. Sejak tahun 1980, ia menjadi direktur Swalayan Tulip dan berprofesi sebagai pemilik usaha di bidang jasa konstruksi dari tahun 1983 hingga 2005.
Pengalaman Edward di ranah legislatif tak hanya di tingkat nasional. Pada periode 2004-2009, ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Timur Tengah Utara. Keberhasilannya di Pileg 2019 mengantarkannya menjadi anggota DPR RI. (*)