BARAK.ID – Yolanda Assyar, seorang mahasiswi Ilmu Hukum berusia 20 tahun dari Universitas Suryakancana, mendadak menjadi pusat perhatian warganet setelah kasus perselingkuhannya dengan direktur beristri menjadi viral di media sosial.
Istri Sah Pergoki Suami Peluk Yolanda Assyar di Bali, Teman Direktur Berusaha Menutupi
Sang istri sah mengungkapkan sebuah momen yang terjadi di sebuah liburan, yang seharusnya menjadi momen kebersamaan dan kebahagiaan malah berujung mengecewakan.
Saat liburan di Bali, yang sejatinya merupakan surga bagi setiap pasangan yang ingin menikmati waktu bersama, terjadi sebuah peristiwa tak mengenakkan bagi istri sah.
Yolanda, yang ikut serta dalam liburan tersebut, tertangkap basah dipeluk sang direktur terkemuka asal Bandung di hadapan istri sahnya.
Direktur tersebut, yang namanya masih dirahasiakan, adalah sosok yang telah membangun kehidupan bersama istrinya selama lima tahun, mengarungi bahtera rumah tangga dengan segala suka dan duka.
Sang istri, yang hatinya hancur menyaksikan adegan tersebut, mencurahkan kekecewaannya melalui media sosial, mengungkapkan bagaimana dia telah dikhianati di tahun kelima pernikahannya.
“Di Bali, aku melihat suamiku memeluk pelakor itu dengan mata kepalaku sendiri,” ungkapnya di akun media sosial X @hyuckleehae, dikutip Barak.id, Kamis (4/4/2024).
Peristiwa ini semakin menarik perhatian publik ketika teman-teman sang direktur berusaha menutupi insiden tersebut dengan berpura-pura bahwa Yolanda adalah saudara mereka.
Namun, upaya untuk menyembunyikan kebenaran hanya menambah luka bagi sang istri sah.
Sang istri mengambil langkah berani dengan menyelidiki lebih lanjut, mengungkap bukti perselingkuhan suaminya melalui ponselnya.
Baca Juga: Yolanda Assyar, Mahasiswi Hukum Selingkuh dengan Direktur, Diungkap Istri Sah Hingga Viral
Apa yang dia temukan membenarkan kecurigaannya.
Perselingkuhan itu ternyata telah berlangsung jauh sebelum liburan mereka ke Bali.
Sementara itu, Pihak Universitas Suryakancana, melalui Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum, telah mengeluarkan pernyataan yang meminta publik untuk tidak menghakimi sebelum semua fakta terungkap.
“Kami akan menelusuri lebih dalam mengenai permasalahan ini dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Kami meminta semua pihak untuk tidak melancarkan serangan pribadi terhadap individu atau organisasi yang terlibat,” ujar perwakilan DPM FH Universitas Suryakancana. (*)