JERUSALEM, BARAK.ID — Israel kebobolan tanggap serangan Hamas. Pemimpin militer Israel saat ini berada dalam sorotan tajam setelah serangan brutal oleh kelompok militan Palestina, Hamas, yang berhasil menerobos garis pertahanan Gaza dan menggelar aksi teror di berbagai kota Israel. Insiden tragis ini terjadi tepat sehari setelah peringatan 50 tahun dimulainya perang Yom Kippur pada 1973, ketika serangan mendadak oleh pasukan Mesir dan Suriah mengejutkan Israel.
Israel Kebobolan
“Kesamaan antara kejadian hari ini dengan perang Yom Kippur sangat mencolok,” kata Jenderal Purnawirawan Giora Eiland, mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, dalam konferensi pers. “Israel tampaknya tidak siap menghadapi serangan yang terkoordinasi sebaik ini.”
Baca Juga: Jejak Perang Yom Kippur 1973, Ketika Kejutan Arab Mengguncang Israel
Walaupun banyak pertanyaan terkait persiapan intelijen yang muncul, saat ini fokus utama masih terletak pada pertempuran yang sedang berlangsung. Eiland menegaskan bahwa evaluasi mendalam akan dilakukan setelah keadaan stabil.
Selama ini, Israel mengidentifikasi Hamas sebagai musuh utamanya. Meski begitu, setelah kerusakan besar yang terjadi di Gaza pada perang 10 hari di tahun 2021, Israel mengadopsi pendekatan kombinasi insentif ekonomi dengan penerapan blokade ketat. Tujuannya adalah menjaga stabilitas di kawasan tersebut dengan memberikan kesempatan kerja kepada warga Gaza sambil tetap mempertahankan ancaman serangan udara.
Dalam 18 bulan terakhir, sementara Tepi Barat menyaksikan peningkatan kekerasan, Gaza tetap relatif tenang. Hanya terjadi beberapa bentrokan sporadis yang melibatkan kelompok Jihad Islam, dengan Hamas memilih untuk tidak terlibat secara aktif.
Namun, kebijakan pemerintahan sayap kanan Benjamin Netanyahu, yang selalu menempatkan keamanan sebagai prioritas dan menolak kompromi dengan faksi-faksi militan Palestina, kini diuji.