BEIJING, BARAK.ID – Kontroversi baru-baru ini melibatkan Apple, salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia, di pasar luar negerinya yang paling penting, Tiongkok. Pemerintah Tiongkok dikabarkan mempertimbangkan pembatasan terhadap penggunaan seri iPhone 15 terbaru di departemen-departemen pemerintahan dan perusahaan-perusahaan milik negara.
Tiongkok Batasi Penggunaan iPhone 15
Kabar ini muncul tidak lama setelah peluncuran iPhone 15, yang menjadi produk andalan Apple dengan empat model terbaru: iPhone 15, 15 Plus, 15 Pro, dan 15 Pro Max. Pasar Tiongkok memiliki peran penting bagi Apple, dengan kontribusi sekitar 20% dari total pendapatan global perusahaan.
Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam sebuah konferensi pers di Beijing, mengakui bahwa pemerintah memang memperhatikan beragam laporan media terkait potensi masalah keamanan yang berkaitan dengan produk Apple. Meski demikian, Mao menegaskan bahwa belum ada kebijakan resmi yang mengeluarkan undang-undang atau peraturan khusus yang melarang pembelian ponsel Apple atau merek asing lainnya di Tiongkok.
Baca Juga: Smartphone Premium Sharp Terbaru: Aquos R8s dan Aquos R8s Pro, Begini Spec Berikut Harganya
Sebagai latar belakang, beberapa departemen di Tiongkok telah memberi instruksi kepada stafnya untuk tidak membawa iPhone ke tempat kerja. Namun, menurut sumber dari Bloomberg News, Tiongkok tidak hanya berhenti di situ. Negara tersebut berencana memperluas pembatasan penggunaan iPhone ke sejumlah besar perusahaan dan lembaga yang didukung oleh negara.
Dalam konteks yang lebih luas, Tiongkok telah menunjukkan kecenderungan untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi asing, terutama dari Amerika, dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat dari upayanya untuk mengurangi ketergantungan pada perangkat lunak dan sirkuit dari Amerika. Langkah-langkah seperti ini, menurut analis, adalah bagian dari strategi Tiongkok untuk memajukan industri teknologi dalam negerinya dan mungkin menjadi pemimpin global dalam beberapa sektor teknologi.
Dampak potensial dari kebijakan pembatasan ini tentu bisa signifikan bagi Apple. Tidak hanya dari segi penjualan, tapi juga produksi. Sebagian besar iPhone yang dijual di seluruh dunia diproduksi di Tiongkok. Pabrik-pabrik ini memberikan pekerjaan kepada jutaan warga Tiongkok dan memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi lokal.
Baca Juga: Blackview Oscal Pad 15, Tablet Murah dengan Fitur Mewah
Dalam terjemahan resmi konferensi pers dalam bahasa Inggris, beberapa pernyataan dari Mao tampaknya telah diubah atau dihilangkan. Hal ini menunjukkan betapa sensitifnya topik ini dan betapa ketatnya pengendalian informasi oleh pemerintah Tiongkok.
Meski banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, satu hal yang jelas adalah bahwa hubungan antara Apple dan Tiongkok akan terus menjadi fokus perhatian dalam waktu dekat, terutama bagi investor, analis pasar, dan pelaku industri teknologi global. Apakah ini hanya soal keamanan atau ada pertimbangan strategis lain di baliknya, hanya waktu yang akan memberi tahu. (*)