PADANG, BARAK.ID – Impian Shintia untuk menjadi seorang ibu bhayangkari kandas. Sebuah tragedi yang mengguncang kota Padang beberapa waktu lalu, ketika seorang wanita cantik berusia 25 tahun, Shintia Indah Permatasari, ditemukan tewas di salah satu kamar sebuah penginapan.
Impian Shintia Menjadi Seorang Ibu Bhayangkari Kandas! Disebut Dipersulit Camer Sejak Awal Hingga Ditemukan Tewas
Kejadian ini menjadi pusat perhatian di media sosial karena Shintia Indah Permatasari sebelumnya dikabarkan akan segera menikah dengan seorang pria bernama Hadi, seorang pria lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), bahkan telah menjalani sesi prewedding.
Tewasnya Shintia Indah Permatasari mengguncang banyak pihak, dan muncul dugaan bahwa kematian tragis ini terkait dengan permintaan uang panai sebesar Rp500 juta yang diajukan oleh ayah dari pihak pengantin pria.
Untuk mengklarifikasi berita yang beredar di media sosial dan media, pihak keluarga Shintia Indah Permatasari telah memberikan penjelasan dan membantah kabar tersebut.
Baca Juga: Keluarga Hadi Bantah Kematian Shintia Indah Permatasari Terkait Uang Japuik
“Saya di sini keluarga dari alm ya ka, karena terlalu banyak berita yang simpang siur saya mau meluruskan bahwasanya alm selama ini tidak disetujui oleh keluarga laki-laki,” ungkap seorang perwakilan keluarga Shintia, dikutip dari percakapan di TikTok @kaolinjewelry1, Minggu (18/11/2023).
Menurut keluarga Shintia, keluarga calon mertua (camer) telah berusaha keras untuk menghalangi pernikahan anaknya sejak awal. Mereka mengungkapkan bahwa selama proses pernikahan, ayah dari pengantin pria selalu mempersulit segala hal.
“Intinya dari awal proses, bapaknya laki-laki selalu mempersulit,” ujar keluarga almarhumah.
Meskipun Shintia Indah Permatasari selalu bersabar dalam menghadapi semua hambatan yang muncul, keluarga percaya bahwa tidak adanya restu pernikahan terjadi karena Shintia dan Hadi berasal dari latar belakang finansial yang berbeda.
“Selama ini alm sabar selalu disudutkan, dibanding-bandingkan, dan banyak pressure dari keluarga mereka,” kata penulis pesan dari keluarga Shintia.
“Dalam intinya, almarhum tidak direstui karena bukan berasal dari keluarga yang kaya seperti mereka,” tambahnya.
Kabar meninggalnya Shintia Indah Permatasari kemudian dikaitkan dengan permintaan mahar dari pihak keluarga laki-laki. Kedua keluarga berasal dari Pariaman, dan ayah dari calon pengantin pria berulang kali menyebutkan bahwa anaknya harus “dibeli”.
Baca Juga: Camer Minta ‘Uang Japuik’ Rp1,5 M, Keluarga Shintia Sanggupi Rp500 Juta, Masih Dipersulit?
Awalnya, ayah pengantin pria menawarkan uang panai sebesar Rp1.5 miliar, namun setelah negosiasi dengan pihak Shintia, kesepakatan akhir mencapai angka Rp500 juta.
Meskipun segala upaya telah dikorbankan dan perundingan telah dilakukan, kepergian Shintia Indah Permatasari tetap menjadi duka mendalam bagi kedua keluarga yang terlibat. (*)