BARAK.ID – Sebuah insiden kekerasan terjadi di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang melibatkan seorang wanita bernama Tresia Desy Djano.
Gara-gara Uang Babi, Kepala Wanita di NTT Bocor Dipukul Knalpot
Desy menjadi korban pemukulan menggunakan knalpot motor oleh seorang pria bernama Moto Dimmu.
Kejadian ini bermula dari permasalahan uang hasil penjualan babi yang belum dibayarkan oleh Desy kepada Moto.
Kasat Reskrim Polres Sumba Barat, AKP Andri Robinson Fangidae, menyampaikan bahwa korban mengalami luka robek di kepala bagian kiri akibat pukulan tersebut.
“Korban dianiaya menggunakan sebuah besi knalpot motor hingga mengalami luka robek di kepala bagian kirinya,” ungkap Andri, Senin (3/6/2024).
Baca Juga: Heboh Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Naim Saban dan Waria Dela La Udin Jadi Tersangka
Kronologi Kejadian
Peristiwa pemukulan ini terjadi pada Sabtu malam (1/6/2024) sekitar pukul 23.00 WITA di Jalan Palubogga, Kampung Praingjoli, Kelurahan Weekarou, Kabupaten Sumba Barat.
Saat itu, Desy sedang menghadiri rapat kerja di rumah temannya, lokasi tempat kejadian perkara (TKP).
Tidak lama setelah rapat dimulai, Moto datang dan langsung meminta uang hasil penjualan ternak babi kepada Desy.
Desy yang sedang sibuk dengan rapatnya, meminta Moto untuk bersabar.
Namun, permintaan Desy tersebut tidak diindahkan oleh Moto.
Pria berusia 24 tahun itu justru ngotot dan dengan marahnya, memukul kepala Desy menggunakan knalpot motor.
Akibat insiden tersebut, Desy segera melaporkan peristiwa yang dialaminya ke sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Polres Sumba Barat.
Laporan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/67/VI/2024/SPKT/Polres Sumba Barat/Polda NTT pada Minggu (2/6/2024).
“Kami sedang memeriksa dua orang saksi untuk mengetahui lebih jelas kasusnya. Namun yang jelas, tindakan terduga pelaku melanggar Pasal 351 KUHP terkait Penganiayaan,” jelas AKP Andri Robinson Fangidae.
Peristiwa kekerasan ini mengejutkan warga setempat.
Mereka tidak menyangka bahwa perselisihan mengenai uang penjualan babi bisa berujung pada tindakan kekerasan yang serius.
Beberapa warga yang mengetahui kejadian tersebut menyatakan rasa prihatin mereka dan mendesak agar pihak berwenang segera menangani kasus ini dengan tegas. (*)