“Betapa jahatnya orang yang memanfaatkan kasus ini untuk kepentingan komersial. Betapa jahatnya orang yang membuat visualisasi vulgar seperti ini tanpa mau memahami perasaan keluarga,” tulis @eldi***.
Film ini dibintangi oleh Gisellma Firmansyah, Nayla Purnama, Yusuf Mahardika, Lydia Kandou, Della Husein, Septian Dwicahyo, Pritt Timothy, dan lainnya.
Kisah yang disajikan berusaha untuk sedekat mungkin dengan kejadian asli, bahkan lokasi syuting dilakukan di tempat-tempat yang menjadi saksi bisu tragedi tersebut.
“Lokasi asli Vina dipukul helmnya. Ini lokasi 80 persen lokasi asli. Jembatan layang itu lokasi asli,” kata Dheeraj Kalwani.
Di sisi lain, Dheeraj juga menyatakan bahwa pembuatan film ini dimaksudkan sebagai pembelajaran bagi masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Meskipun demikian, banyak yang mempertanyakan niat tersebut dan menganggap bahwa film ini lebih banyak merugikan keluarga korban daripada memberikan manfaat edukatif.
“Pihak bioskop juga masih punya nurani gak sih? Bisa lho nolak tayangin dan promoin filmnya,” tulis @Ian***, mempertanyakan keputusan bioskop yang menayangkan film ini.
Baca Juga: Dibintangi Ria Ricis, Film “Kiblat” Dilarang Tayang di Bioskop!
Peristiwa Tragis Vina
Cerita nyata di balik film ini mencatat peristiwa tragis yang menimpa Vina dan kekasihnya, Eky, pada 27 Agustus 2016.
Mereka menjadi korban kebrutalan sekelompok geng motor di Cirebon, yang tidak hanya membunuh tetapi juga memperkosa Vina.
Awalnya, keluarga mengira mereka menjadi korban tabrak lari, namun arwah Vina yang merasuki sahabatnya, Linda, mengungkapkan detail mengerikan dari kejadian tersebut.
Kasus ini semakin mencuri perhatian publik ketika rekaman tujuh menit yang diduga dari arwah Vina menggambarkan secara jelas bagaimana dia dan Eky diserang.
Beberapa pelaku telah dijatuhi hukuman seumur hidup, sementara pelaku lainnya masih dalam pengejaran.
“Enam hari setelah jasad anak saya dimakamkan, tiba-tiba kami dihubungi keluarga sahabat Vina, katanya teman Vina itu kerasupan arwah Vina,” ujar ayah Vina, Wasnadi.
Meskipun film ini menghadapi banyak kecaman, ada juga yang melihat sisi positif dari pembuatan film ini, yaitu sebagai pengingat akan bahaya geng motor dan pentingnya waspada.
Namun, pro dan kontra terus bergulir, menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat.
“Eksploitasi tragedi kejahatan parah begini kan,” tulis seorang netizen, menegaskan bahwa film ini lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Dengan segala kontroversi yang menyelimuti peluncuran film ini, “Vina: Sebelum 7 Hari” tetap tayang di bioskop. (*)