BARAK.ID – Penyelidikan terkini mengenai carok yang melibatkan Hasan Tanjung dan Mawardi di Bangkalan membawa pencerahan baru terhadap asumsi yang selama ini beredar di masyarakat.
Fakta Terbaru Ungkap Semua Pihak yang Terlibat dalam Carok Bangkalan Memang Bersenjata
Kontroversi mengenai persenjataan yang digunakan dalam pertarungan tersebut, khususnya keberadaan celurit yang digunakan oleh lawan Hasan Tanjung, telah mendapatkan jawaban.
Dugaan sebelumnya yang menyebutkan bahwa pasukan Mat Tanjar tidak sepenuhnya bersenjata kini terbantahkan.
Berdasarkan temuan barang bukti dan kesaksian dari teman dekat Hasan Tanjung, terungkap bahwa setiap individu yang terlibat dalam duel tersebut memang dilengkapi dengan senjata celurit masing-masing.
Informasi ini diungkapkan melalui kanal Youtube Serial Kriminal Official pada tanggal 1 Februari 2024, menambahkan perspektif baru terhadap dinamika pertarungan yang terjadi.
Teman Hasan Tanjung tersebut menyatakan, “Semua (pihak Hasan Tanjung dan Mat Tanjar) pakai celurit Kak,” menegaskan bahwa tidak ada pihak yang bertarung tanpa senjata.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa celurit yang tidak terlihat di tempat kejadian perkara (TKP) bukan berarti hilang, melainkan diamankan oleh warga setempat yang menemukannya.
Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk menghindari kemungkinan terjadinya pertarungan serupa di masa yang akan datang, mengingat potensi aksi balas dendam yang tinggi pasca kejadian.
Baca Juga: Alur Carok Maut Mat Tanjar dan Hasan Tanjung yang Dikeroyok Pakai Celurit Tapi Tetap Selamat
Pengungkapan ini tidak hanya menjawab pertanyaan yang menggantung mengenai aspek persenjataan dalam pertarungan tersebut, tetapi juga memperkuat narasi bahwa duel yang terjadi adalah pertarungan seimbang dari segi persenjataan.
Hal ini memberikan wawasan baru terhadap kemampuan dan strategi yang digunakan oleh Hasan Tanjung dan Mawardi dalam menghadapi lawan-lawannya.
Sementara itu, kondisi keamanan di sekitar rumah Hasan Tanjung dan keluarga korban terus dijaga ketat oleh aparat keamanan, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi konflik susulan yang bisa terjadi. (*)