TEGAL, BARAK.ID – Insiden di sebuah SMP swasta di Kota Tegal memicu polemik dan kehebohan. PJ (13), seorang pelajar di sekolah tersebut, tiba-tiba berada di tengah-tengah kecaman dan tuduhan mengenai hilangnya dana iuran yang dikumpulkan untuk pembuatan jaket.
Dituduh Curi Uang Iuran Sekolah
Awal mula insiden ini dimulai ketika para pelajar kelas VII menyelenggarakan iuran sebesar Rp 150 ribu per orang untuk memproduksi jaket guna kegiatan outbound yang dijadwalkan pada akhir Oktober. Menurut Gunawan, ayah PJ, dana yang terkumpul mencapai Rp 1.950.000. Namun, pada 1 Oktober, uang tersebut hilang tanpa jejak.
Kemisteriusan kejadian ini memuncak pada 12 Oktober, ketika PJ diduga mendapat tekanan dari teman-temannya dan dipaksa mengaku sebagai pelaku pencurian uang tersebut. Namun, apa yang lebih mencemaskan adalah dugaan campur tangan oknum guru dalam proses ini. “Oknum guru tersebut mendesak putri saya untuk mengaku, bahkan dengan cara menggebrak meja saat pertemuan dengan guru BK dan wali kelas,” tutur Gunawan.
Baca Juga: Pabrik Konveksi Terbakar di Madegondo, 1 Karyawati Dikabarkan Meninggal
Misrotun, ibunda PJ, dengan emosi mengisahkan bagaimana putrinya pulang sekolah dalam keadaan histeris, merasa tertekan dengan kesalahan yang tidak pernah dilakukannya. “Dia menangis dan berteriak keras begitu sampai di rumah, mengakui perbuatan yang sebenarnya bukan kesalahannya,” kata Misrotun.
Meski kasus ini telah menarik perhatian pihak sekolah, hasil dari beberapa audiensi yang dilakukan tampaknya belum memuaskan. Dalam pertemuan terakhir pada 16 Oktober, pihak sekolah bahkan menyatakan kasus ini sudah dianggap selesai. “Kepala sekolah berkata bahwa jika putri saya masih ingin bersekolah, ia akan berbicara dengan teman-temannya. Namun, jika tidak, ya sudah,” tutup Misrotun. (*)