BARAK.ID – Rencana mulia seorang YouTuber asal Korea Selatan untuk membangun masjid di Incheon sempat diwarnai kontroversi.
Borok Youtuber Daud Kim Dibongkar Netizen Usai Jadi Mualaf dan Bangun Masjid
Daud Kim, demikian nama YouTuber mualaf tersebut, dihadapkan pada rentetan masa lalu kelam yang tiba-tiba terbongkar saat dirinya mengajak subscriber untuk menggalang donasi pembangunan rumah ibadah tersebut.
Bermula dari unggahan di akun Instagram pribadinya pada 11 April lalu, Daud Kim mengumumkan rencana untuk mendirikan masjid di atas lahan seluas 284,4 meter persegi yang baru saja dibelinya di kawasan Unbuk-dong, Yeongjong-do, Jung-gu, Incheon, dengan dana sebesar 189,2 juta won (Rp 2,2 miliar).
“Akhirnya, dengan bantuan Anda, saya menandatangani kontrak tanah untuk membangun masjid di Incheon. Tempat ini akan segera menjadi masjid. Saya berencana membangun tempat salat dan studio podcast Islami untuk berdakwah kepada masyarakat Korea,” ungkap Daud Kim dalam unggahannya.
Pria 32 tahun itu kemudian meminta dukungan donasi dari para subscribernya untuk dapat mewujudkan impian mulia tersebut.
Ia mengklaim tengah merancang mekanisme penggalangan dana secara transparan dan akan membentuk badan usaha atau yayasan untuk mengelolanya.
Namun, ajakan mulia Daud Kim itu justru memicu reaksi kontroversi yang mengejutkan.
Berbagai pihak, terutama di media sosial, mulai mengungkit kembali masa lalu kelam YouTuber mualaf tersebut yang sempat terlibat dalam kasus percobaan pemerkosaan.
Kontroversi itu bermula dari unggahan di media sosial X oleh akun @kurapikacult pada Agustus 2020 lalu.
Dalam penetingnya, akun tersebut mengaku pernah hampir menjadi korban percobaan pemerkosaan oleh Daud Kim sebelum dirinya pindah keyakinan dan menjadi mualaf.
“Kita melihat ada seseorang yang mengundang donasi dengan cara yang mirip dengan penipuan. Dia bahkan memiliki reputasi buruk sebagai pria yang melakukan pelecehan seksual dan hampir memerkosa teman wanitanya dulu,” demikian kicau akun @kurapikacult.
Pengakuan mengejutkan tersebut lantas membuat publik terkejut dan mempertanyakan kredibilitas Daud Kim.
Bahkan, sejumlah pihak sempat menentang rencana penggalangan donasi yang digaungkannya itu dengan mencibir aksi mulia tersebut hanya untuk menutupi masa lalunya yang tercela.
Pengakuan Daud Kim
Mendapat sorotan publik secara masif, Daud Kim pun kemudian angkat bicara.
Melalui video di kanal YouTubenya, ia mengaku bahwa tuduhan pelecehan dan hampir memperkosa itu memang benar adanya.
Kendati demikian, ia mengklaim hal itu terjadi sebelum dirinya pindah menjadi mualaf dan menyesali perbuatannya di masa lalu.
“Saya akui itu memang benar terjadi dan merupakan kesalahan besar saya di masa lalu, sebelum saya memutuskan untuk pindah keyakinan menjadi mualaf. Itu merupakan perbuatan tercela yang sangat saya sesali dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ungkap Daud Kim dengan nada menyesal.
Perjuangan Menebus Dosa
Meski sudah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, kontroversi di seputar masa lalu Daud Kim masih terus bergulir.
Banyak pihak yang mempertanyakan apakah rencana pendirian masjid beserta penggalangan donasi itu merupakan upaya untuk menebus dosa di masa lalunya atau memang niat tulus berdakwah.
Di sisi lain, para pendukung Daud Kim justru menilai bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan.
Mereka menilai, selama Daud Kim memang sudah benar-benar bertobat, rencana berdakwah dan membangun masjid merupakan langkah bijak untuk terus menebus dosa di masa lalu.
“Setiap orang pasti pernah melakukan dosa, yang penting bisa segera bertobat dengan sungguh-sungguh. Kalau rencana pembangunan masjid ini salah satu bentuk penebusan dosanya, itu justru perbuatan terpuji yang patut didukung,” tutur Ara Nurhalim, seorang muslim di Korea Selatan.
Merespons kontroversi yang berkepanjangan, Daud Kim menegaskan komitmennya untuk tetap mewujudkan rencana pembangunan masjid tersebut.
Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Pelaku Pembunuhan Ristia Ningsih di Kedai Anak Mami
Dia berjanji akan terus melakukan langkah-langkah transparan dan akuntabel dalam pengumpulan donasi maupun pengelolaannya nanti.
“Saya berkomitmen untuk mewujudkan impian ini dengan tetap mengedepankan akuntabilitas dan transparansi. Masa lalu saya tidak akan menghalangi niat mulia untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Muslim di Korea Selatan,” tegas Daud Kim.
Ia juga berencana untuk membentuk badan pengawas independen yang akan mengawal penggunaan dana donasi secara sah dan tepat sasaran.
Selain itu, pemisahan aset pribadi dan aset donasi juga akan dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan.
Daud Kim berharap, dengan langkah-langkah konkret tersebut, masyarakat Korea Selatan dapat kembali memberikan kepercayaan dan mendukungnya dalam misi mulia mendirikan masjid dan berdakwah kepada masyarakat setempat. (*)