BARAK.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem yang sering terjadi selama masa pancaroba, yaitu peralihan musim dari panas ke hujan dan sebaliknya. Rizky P Hartiwi, Prakirawan BMKG Banyuwangi, menyampaikan bahwa periode pancaroba ini diprediksi akan berlangsung hingga akhir November 2023.
BMKG Banyuwangi Peringatkan Potensi Bencana Selama Masa Pancaroba
Selama masa pancaroba, fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang singkat, disertai kilat atau petir, angin kencang, atau bahkan puting beliung, berpotensi terjadi. “Kondisi ini dapat memicu bencana alam seperti pohon tumbang, banjir, dan longsor. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada,” ujar Rizky pada Senin (27/11/2023).
Rizky menjelaskan bahwa awal musim penghujan di Banyuwangi diharapkan mulai terjadi pada awal Desember 2023. Meskipun beberapa kecamatan seperti Genteng, Sempu, dan Kalibaru sudah mulai mengalami awal musim penghujan, secara umum, seluruh kecamatan di Banyuwangi akan memasuki musim penghujan pada awal Desember.
Sedikit keterlambatan musim hujan di Banyuwangi tahun ini dipengaruhi oleh dampak fenomena El Niño yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan. “Secara keseluruhan, Banyuwangi akan memasuki musim penghujan pada Desember, dengan puncak musim penghujan diprediksi terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2024,” tambah Rizky.
Peralihan musim ini menuntut masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi segala kemungkinan. Langkah-langkah antisipatif seperti pengecekan infrastruktur, persiapan alat-alat darurat, dan pengetahuan tentang rute evakuasi menjadi penting. Pemerintah daerah dan BMKG terus berupaya memberikan informasi dan peringatan dini agar masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.