BARAK.ID – Tragedi besan tikam besan terjadi di Musi Rawas, Sumatera Selatan. Dua besan terlibat dalam perselisihan yang berujung pada kematian saat acara pertunangan anak-anak mereka. Korban, Herman alias Manda, berusia 47 tahun, meninggal akibat luka tusuk yang dilakukan oleh besannya, Masuri (54) dan SRA alias Ro, pada Sabtu pagi, 23 Desember 2023.
Akar Masalahnya Besan Tikam Besan di Musi Rawas
Insiden ini terjadi setelah RA, anak Masuri, berselisih dengan Herman mengenai pamali, sebuah larangan adat, tentang membawa bayi yang belum genap seminggu.
Kapolres Musi Rawas, AKBP Danu Agus Purnomo, melalui Kasi Humas Iptu Herdiansyah, mengungkapkan bahwa konflik ini bermula ketika RA dan kakak perempuannya, Wiwin, yang juga menantu Herman, mengunjungi rumah Herman untuk memperlihatkan bayi berumur enam hari kepada mertuanya.
Namun, Herman menolak kunjungan tersebut, mengikuti adat yang menganggap membawa bayi keluar rumah sebelum berumur seminggu sebagai hal yang tidak pantas.
Ketidaksetujuan ini memicu RA untuk menyerang Herman dengan pukulan dan tendangan, yang direspons Herman dengan menusuk RA di bagian rusuk kiri.
RA kemudian pulang dan melaporkan kejadian ini kepada Masuri. Mengetahui anaknya terluka, Masuri datang ke rumah Herman dengan membawa pisau dan menikamnya di perut dan leher, menyebabkan Herman tewas di tempat.
Polisi yang tiba di lokasi kejadian langsung mengamankan beberapa barang bukti, termasuk pisau dan handphone.
Penyelidikan masih berlanjut untuk menemukan Masuri, yang melarikan diri pasca kejadian.
Insiden ini menjadi sorotan, mengingat akar permasalahan yang berasal dari kepatuhan terhadap adat dan budaya setempat.
Polisi mengamankan beberapa barang bukti termasuk pisau dan handphone. Motif dari kejadian ini terungkap sebagai akibat dari perselisihan lama antara kedua keluarga yang memuncak saat acara pertunangan.
Camat Muara Beliti, Supriyadi, mengatakan bahwa kedua keluarga telah lama berselisih, dan masalah ini menjadi jelas saat anak-anak mereka hendak bertunangan.
Herman dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah, seorang buruh tani, sedangkan Masuri, seorang pedagang, dikenal kurang bergaul dengan masyarakat.
Masuri Ditangkap
Kasus tragis penusukan yang berujung pada kematian Herman alias Manda di Kabupaten Musi Rawas (Mura) menemukan titik terang setelah polisi berhasil menangkap pelaku, Masuri. Penangkapan ini dikonfirmasi oleh Kapolres Mura, AKBP Danu Agus Purnomo.
“Alhamdulillah pelaku sudah diamankan. Nanti Kasat Reskrim akan sampaikan rilisnya,” ungkap Kapolres, dilansir Barak.id via detikcom, Senin (25/12/2023).
Masuri, yang merupakan besan dari korban, melakukan penusukan fatal karena tidak terima anaknya ditusuk terlebih dahulu oleh Herman. Konflik ini dipicu oleh perselisihan mengenai adat membawa cucu yang masih berusia di bawah seminggu.
Baca Juga: Bening! Cewek SMA Ini Dinikahi dengan Mahar 20 Emas Batangan dan Rp 618 Juta, Begini Sosoknya
Kejadian tragis ini berawal ketika RA, anak Masuri, bersama kakaknya Wiwin, mengunjungi rumah Herman untuk menunjukkan bayi yang baru lahir kepada mertua mereka. Herman, yang menolak karena alasan adat, memicu emosi RA yang kemudian menyerangnya. Sebagai balasan, Herman menusuk RA di rusuk kiri.
Masuri, mendengar kejadian tersebut, mendatangi rumah Herman dengan membawa pisau dan langsung melakukan penusukan yang fatal di leher dan perut korban, menyebabkan Herman tewas di tempat. Polisi yang datang ke tempat kejadian perkara mengamankan barang bukti berupa pisau dan HP jenis Redmi.
Saat ini, polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kejadian ini dan motif di balik penusukan tersebut. (*)