JAKARTA, BARAK.ID – Perkembangan terbaru mengenai kasus kontroversial kematian Mirna yang kembali mencuat lewat film dokumenter berjudul “Ice Cold” menarik perhatian banyak pihak, terutama komunitas hukum di Indonesia. Salah satu figur yang tampil ke depan adalah Kamaruddin Simanjuntak, seorang pengacara berpengalaman dan ternama di Indonesia.
Kamaruddin Simanjuntak Bela Jessica Wongso
Menurut sumber yang dikutip Barak.id dari Youtube Intens Investigasi, Kamaruddin menyatakan kesiapannya untuk menjadi penasihat hukum bagi Jessica Wongso. “Saya bersedia kalau si Jessica datang ke saya, saya bersedia menolong dia. Itu komitmen saya, kalau memang dia menyerahkan masalahnya ke saya,” tegas Kamaruddin.
Tak hanya menyatakan kesediaannya untuk membela, Kamaruddin juga memberikan pandangannya terhadap kasus yang menimpa Jessica. Menurutnya, bukti yang ada saat ini belum cukup untuk menjerat Jessica sebagai pelaku. “Dari sudut pandang ilmiah, tidak ada hal yang bisa menjerat Jessica. Tidak ada saksi yang secara langsung melihat dia memasukkan racun,” jelas Kamaruddin.
Penilaian tersebut tentu bukan tanpa dasar. Kamaruddin, yang sebelumnya dikenal sebagai pengacara yang mendampingi keluarga Brigadir Josua, mempertanyakan proses hukum yang berlangsung. Menurutnya, pihak majelis hakim serta jaksa agak terburu-buru dalam mengambil kesimpulan terkait kasus ini. “Majelis hakim dan jaksa terkesan terburu-buru dalam menyimpulkan,” ungkapnya.
Salah satu aspek krusial yang menjadi sorotan Kamaruddin adalah absennya autopsi terhadap jenazah Mirna. Padahal, autopsi bisa menjadi kunci dalam mengungkap penyebab pasti kematian seseorang. “Autopsi itu sangat penting untuk memastikan apakah Jessica meracuni atau tidak. Selain itu, belum tentu Jessica adalah pelakunya, bisa jadi ada pihak lain yang terlibat,” sambungnya.
Racun sianida yang disebut-sebut sebagai penyebab kematian Mirna pun menjadi perdebatan. Kamaruddin menekankan pentingnya proses autopsi untuk memastikan hal ini. “Jika Mirna meninggal karena sianida, harus bisa dibuktikan dari mana asal racun tersebut. Sayangnya, hingga saat ini belum ada autopsi yang dilakukan. Lantas, bagaimana bisa memastikan bahwa dia meninggal karena sianida?” tanya Kamaruddin retorik. (*)