JAKARTA, BARAK.ID – Penggunaan minyak telon sebagai bagian dari ritual merawat bayi memang telah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia. Namun, beberapa dokter spesialis mengungkap bahwa minyak ini sebaiknya tidak digunakan tanpa pertimbangan pada bayi, khususnya yang baru lahir, dikarenakan risiko yang ditimbulkannya pada kulit bayi yang sensitif.
Rahasia Tersembunyi Minyak Telon
Dalam video yang diunggah di akun Instagram, dr. Ardi Santoso, seorang Spesialis Anak, menegaskan bahwa kulit bayi sangat sensitif, dimana fungsi imunitas belum sempurna. “Ketika kulit bayi terpapar oleh minyak-minyak yang sebenarnya tidak diperlukan, lapisan pelindung kulitnya dapat rusak,” jelas dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Ia menambahkan, kerusakan barrier kulit tersebut dapat memudahkan masuknya kuman, bakteri, virus, dan alergen yang bisa mengakibatkan berbagai masalah kulit seperti kemerahan, gatal, hingga kering. Meskipun demikian, dr. Ardi menyebut bahwa penggunaan minyak telon pada bayi tidak sepenuhnya dilarang. “Penting bagi orangtua untuk bijak dan selektif. Jika ingin menjaga bayi tetap hangat, lebih baik menggunakan pakaian yang tebal seperti jaket atau selimut,” saran dr. Ardi.
Baca Juga: Bukan Datar! Bumi Ternyata Berbentuk Oblat Sferoid, Apa Itu?
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin, dr. Arini Widodo, juga berbagi pandangan serupa. Menurutnya, penggunaan minyak telon pada bayi baru lahir seharusnya dilakukan dengan sangat hati-hati. “Kulit bayi lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa, sehingga minyak telon dapat dengan mudah mengiritasi kulit mereka,” kata dr. Arini. Ia juga menambahkan bahwa rasa hangat yang dirasakan setelah penggunaan minyak telon sebenarnya adalah hasil dari inflamasi ringan dan pembuluh darah yang melebar, bukan dari manfaat minyak itu sendiri.
Selain itu, setiap bayi memiliki kondisi kulit yang berbeda. Terutama pada bayi yang lahir prematur, memiliki bakat eksim, atau berat badan di bawah rata-rata. “Penggunaan minyak telon sebenarnya tidak dianjurkan untuk pemakaian rutin,” tegas dr. Arini.