PADANG, BARAK.ID – Penemuan jenazah Shintia Indah Permatasari mengejutkan banyak pihak dan memunculkan tanda tanya besar mengenai penyebab kematian tragis tersebut. Shintia ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa dan tergantung di lemari sebuah kamar penginapan di Kelurahan Purus, Padang Barat, Kota Padang, pada Senin, 13 November 2023, sekitar pukul 14.30 WIB.
Awal Mula Kasus Shintia Indah Permatasari: Tergantung Kamar Penginapan – Heboh Soal Uang Japuik
Shintia, seorang wanita berusia 23 tahun, ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergantung di lemari pakaian di kamar penginapan Fazarel Residence Syariah, Jalan Veteran Dalam. Insiden ini menarik perhatian publik dan memicu spekulasi luas mengenai latar belakang dan alasan di balik tindakan tragisnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, Shintia, yang berasal dari Kelurahan Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, sengaja menginap di penginapan tersebut. Dia masuk pada Minggu sore (12/11/2023) dan seharusnya meninggalkan kamar pada Senin (13/11/2023) sekitar pukul 12.00 WIB.
Kejadian ini diungkap pertama kali oleh resepsionis penginapan, yang merasa curiga ketika Shintia tidak merespons panggilan dan tidak meninggalkan kamar pada waktu yang telah ditentukan. Setelah menunggu sekitar 30 menit tanpa respons, resepsionis melaporkan keadaan tersebut kepada pemilik penginapan yang kemudian menemukan jenazah Shintia melalui jendela kamar.
Baca Juga: Camer Minta ‘Uang Japuik’ Rp1,5 M, Keluarga Shintia Sanggupi Rp500 Juta, Masih Dipersulit?
AKP Yudarman Tanjung, Ps Kapolsek Padang Barat, menjelaskan bahwa pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Namun, pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Shintia dan masih menunggu hasil visum untuk investigasi lebih lanjut.
Kasus ini menjadi lebih kompleks ketika terungkap bahwa kematian Shintia berkaitan dengan adat mahar uang japuik yang harus ditebus pihak mempelai wanita sesuai dengan tradisi di Pariaman. Mahar, yang merupakan bagian integral dari pernikahan tradisional di beberapa daerah di Indonesia, kadang-kadang menimbulkan tekanan finansial dan psikologis pada pihak yang terlibat.
Baca Juga: Viral, Shintia Indah Permatasari Akhiri Hidup Karena Camer Minta ‘Uang Japuik’ Rp500 Juta?
Kematian Shintia menimbulkan berbagai pertanyaan tentang peran mahar atau uang japuik dalam masyarakat dan bagaimana tradisi ini dapat mempengaruhi kehidupan individu. Beberapa pakar sosial dan budaya mengungkapkan bahwa walaupun mahar merupakan bagian dari warisan budaya, tetapi dalam beberapa kasus, dapat menimbulkan beban berat bagi keluarga yang tidak mampu memenuhinya. (*)