KENDARI, BARAK.ID – SU, seorang anggota DPRD Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, ditemukan tak bernyawa di sebuah hotel di Kota Kendari. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak dan menjadi sorotan publik.
Anggota DPRD Kabupaten Kolaka Tewas
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari, AKP Fitrayadi, dalam keterangan persnya pada Senin (9/10/2023), mengungkap kronologi penemuan mayat SU. Menurut laporan yang diterima, peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu malam, 8 Oktober 2023, tepatnya pukul 23.45 WITA di sebuah hotel yang beralamat di Jalan Supu Yusuf Nomor 27, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari.
Berdasarkan informasi dari saksi, sebelum ditemukan meninggal, SU diketahui menghubungi seorang tukang pijat, berinisial E. Sekitar pukul 23.09 WITA, E tiba di kamar hotel di mana SU menginap. Keduanya sempat berbincang-bincang sejenak.
“Saat perbincangan, E menginformasikan bahwa setelah selesai melakukan pijatan, ia kemudian mengenakan kembali jaketnya. Sementara itu, almarhum SU menyuruh E untuk mengambil uang honor di saku celananya,” ungkap AKP Fitrayadi.
Kronologi yang mendebarkan berlanjut ketika SU berjalan menuju kamar mandi. Tidak lama setelah itu, E mendengar suara keras seperti seseorang terjatuh dari dalam kamar mandi, yang disusul dengan suara dengkuran atau mengorok.
Dengan rasa khawatir, E segera mendekati kamar mandi untuk memeriksa keadaan SU. Namun, apa yang dilihatnya sungguh diluar dugaan. SU tergeletak dengan jari-jarinya yang melengkung, menandakan ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisinya.
Melihat situasi darurat tersebut, E segera berlari keluar kamar untuk meminta bantuan dari pegawai hotel. Namun, upaya pertolongan yang diberikan terlambat, SU telah meninggal dunia.
AKP Fitrayadi menambahkan informasi penting dari keterangan saksi. “Berdasarkan pengakuan E, almarhum sering kali mengeluhkan rasa keram yang dialaminya pada kaki,” ujarnya.
Jasad SU kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kendari untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian anggota DPRD Kabupaten Kolaka tersebut. “Kami akan terus melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden ini. Autopsi tentunya akan memberikan gambaran lebih jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi,” tegas Fitrayadi. (*)