JAKARTA, BARAK.ID – Kekhawatiran mengenai fenomena bullying di sekolah kembali mencuat, kali ini melibatkan Vania Athabina, adik dari aktor ternama, Verrell Bramasta. Insiden tragis yang menimpa Vania, yaitu dilempari batu oleh teman sebayanya hingga melukai matanya, menjadi perhatian publik dan mengundang simpati dari berbagai kalangan.
Adik Verrell Bramasta Jadi Korban Bullying
Verrell Bramasta, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, membagikan kejadian memilukan yang dialami oleh adik perempuannya. “Miris ketika mengetahui bahwa physical bullying sekarang bisa terjadi bahkan pada tingkat pendidikan sekolah dasar,” ungkap Verrell dengan penuh kesedihan.
Baca Juga: Jejak Dana Eko Darmanto: Irwan Mussry Berikan Keterangan di KPK
Berdasarkan keterangan dari Verrell, Vania Athabina, yang masih duduk di bangku sekolah dasar, sempat dilempari batu kecil oleh beberapa teman sekolahnya yang mengenai bagian matanya. Akibatnya, mata Vania mengalami pembengkakan, memerah, dan terus mengeluarkan air mata. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat yang mendengar kisah ini.
“Bayangkan perasaan sedih saya ketika melihat adik perempuan saya pulang sekolah dalam kondisi seperti ini,” tambah Verrell dalam unggahannya, menyoroti urgensi pentingnya edukasi mengenai menghormati sesama sejak usia dini.
Kasus bullying yang menimpa Vania Athabina ini semakin mengundang keprihatinan ketika diketahui bahwa awalnya, Vania enggan mengakui dan bercerita bahwa cedera mata yang dideritanya adalah akibat tindak bullying. “Bahkan awalnya Vania tidak berani mengakui dan bercerita bahwa mata bengkaknya ini adalah karena bullying,” jelas Verrell.
Baca Juga: 7 Tips Jitu Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru
Kejadian ini memicu refleksi mendalam mengenai perilaku anak-anak di sekolah. Verrell Bramasta mengajak para orang tua untuk lebih aktif dalam mendidik anak-anaknya agar menghargai dan menghormati teman-temannya. “Tolong untuk orang tua, mari kita budidayakan perilaku-perilaku yang lebih menghormati terhadap sesama, terutama ditanamkan kepada anak-anak kita,” pungkasnya.
Kasus ini kembali menegaskan urgensi untuk mengkampanyekan pentingnya pendidikan karakter dan empati di kalangan pelajar. Diperlukan kesadaran bersama, baik dari pihak sekolah, orang tua, maupun masyarakat, untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif bagi setiap siswa. (*)