BARAK.ID – Bekerja keras dalam rutinitas sehari-hari seringkali dapat menyebabkan kelelahan dan kejenuhan yang mendalam. Oleh karena itu, bijaklah untuk sesekali memberikan diri Anda dan keluarga kesempatan untuk beristirahat dan merencanakan liburan yang akan datang, terutama saat liburan sekolah mendekat. Liburan ini merupakan waktu yang berharga untuk memperkuat ikatan keluarga dan menciptakan kenangan indah bersama.
Menelusuri Misteri Blue Fire Kawah Ijen: Gabungan Antara Keajaiban Alam dan Sejarah Letusan Gunung Berapi di Jawa Timur
Tidak ada salahnya mencari pengalaman yang berbeda dari rutinitas harian yang monoton. Berpetualang dan menjelajahi alam terbuka dapat menjadi alternatif yang menyegarkan. Selain memberikan pengalaman yang berbeda, kegiatan di alam terbuka juga dapat membantu mengendurkan otot-otot yang tegang akibat pekerjaan yang padat.
Baca Juga: 10 Cafe Surabaya yang Trendi, Nikmati Sensasi Wisata Kuliner Unik dan Harga yang Terjangkau
Salah satu destinasi alam yang sangat menarik di Indonesia adalah Kawah Ijen yang terletak di Jawa Timur. Kawah ini merupakan sebuah keajaiban alam yang unik, terbentuk oleh letusan gunung berapi, dan dikenal karena fenomena langka yang disebut “blue fire” atau api biru yang hanya dapat ditemukan di tempat ini. Kawah Ijen telah menjadi salah satu tujuan utama bagi para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang ingin menyaksikan keindahan alam yang spektakuler ini.
Maka dari itu, di tengah kesibukan Anda, tidak ada salahnya merencanakan perjalanan petualangan bersama keluarga ke Kawah Ijen di Jawa Timur. Di sana, Anda dapat menikmati keajaiban alam yang memukau.
Kawah alami yang terbentuk akibat letusan gunung berapi ini memang menjadi salah satu keindahan alam paling menakjubkan di Indonesia. Kawah Ijen, begitulah namanya, telah meraih reputasi sebagai kawah paling indah di Indonesia. Yang menjadi daya tarik utamanya adalah fenomena yang langka, yaitu “blue fire” atau api biru yang mempesona.
Baca Juga: 10 Cafe Surabaya yang Trendi, Nikmati Sensasi Wisata Kuliner Unik dan Harga yang Terjangkau
Tidak mengherankan jika setiap akhir pekan, kawasan Kawah Ijen selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara. Fenomena alam yang luar biasa ini benar-benar meninggalkan kesan mendalam bagi siapa pun yang berkesempatan menyaksikannya.
Secara geografis, Kawah Ijen dengan fenomena Blue Fire yang menakjubkan ini terletak dalam wilayah tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Meskipun terletak di tiga kabupaten, pintu masuk utama yang digunakan oleh wisatawan adalah Paltuding, yang berada di Banyuwangi. Bagi mereka yang ingin menyaksikan fenomena Blue Fire tanpa bermalam di gunung, alternatifnya adalah kawasan Kalipuro. Perjalanan dari Kalipuro ke Paltuding memakan waktu sekitar satu jam perjalanan atau sekitar 35 kilometer.
Estimasi waktu perjalanan trekking dari Paltuding menuju Kawah Ijen adalah sekitar 2 jam. Oleh karena itu, para wisatawan yang berharap menyaksikan fenomena Blue Fire ini harus memulai perjalanan dari Kalipuro sekitar pukul 01.30 dinihari agar sampai di Kawah Ijen pada waktu yang tepat.
Setelah melalui perjalanan yang berliku-liku di tengah hutan yang menghiasi lereng Gunung Ijen, pengunjung akhirnya akan mencapai Paltuding. Saat tiba di Paltuding, udara yang sangat dingin yang sering menggigit kulit akan langsung terasa, dan para pendaki yang ingin memulai perjalanan mereka terlihat sibuk mempersiapkan diri dengan cermat, termasuk dengan menambahkan lapisan pakaian lebih tebal.
Baca Juga: Jelajah Kota Kembang Bandung, Kota Seribu Pesona dan Pusat Sejarah dengan Pemandangan Menakjubkan
Di sekitar Paltuding, beberapa individu mungkin akan mendekati calon pendaki dan menawarkan jasa pemanduan. Bagi mereka yang belum familiar dengan Kawah Ijen, disarankan untuk mempertimbangkan opsi ini agar perjalanan mereka berjalan lebih lancar.
Perjalanan dari Paltuding menuju lokasi Kawah Ijen memiliki jarak sekitar 3 kilometer. Bagi pendaki pemula, perjalanan ini dapat memakan waktu sekitar 2,5 jam. Dua kilometer pertama dari perjalanan ini didominasi oleh jalan tanah yang berdebu, memberikan pengalaman trekking yang menarik.
Sementara itu, pada satu kilometer terakhir menuju Kawah Ijen, track yang harus dilalui berubah menjadi jalan bebatuan yang curam dan sempit. Oleh karena itu, penting untuk membawa lampu penerangan yang cukup jika Anda melakukan pendakian di malam hari.
Saat melalui tiga kilometer terakhir ini, aroma belerang yang semakin menyengat akan menyambut pengunjung, menjadi tanda bahwa mereka semakin mendekati lokasi Kawah Ijen. Dari puncak Gunung Ijen, keajaiban fenomena Blue Fire akan terlihat begitu memukau dan tak terlupakan.
Fenomena Blue Fire adalah hasil dari penguapan belerang yang menghasilkan cahaya biru terang yang sangat menarik saat malam hari. Keindahan alam yang luar biasa ini menjadi salah satu daya tarik utama yang mengundang ribuan wisatawan untuk datang ke Kawah Ijen, sebuah fenomena alam yang eksklusif hanya ada di Indonesia.
Baca Juga: 10 Spot Wisata di Sleman yang Akan Membuat Instagram Kamu Dibanjiri ‘Like’
Ketika pagi mulai menyingsing dan cahaya matahari perlahan muncul, warna Blue Fire secara perlahan memudar, namun keajaiban di Kawah Ijen belum berakhir. Di bagian lain dari kawah, kita akan disuguhi pemandangan yang memukau, di mana air kawah ini memiliki warna hijau toska yang sangat menawan.
Selain menjadi saksi dari fenomena alam yang langka, perlu diketahui bahwa Kawah Ijen memiliki karakteristik yang unik. Kawah ini bersifat asam dan memiliki kedalaman danau mencapai hingga 200 meter. Selain itu, Kawah Ijen memiliki luas mencapai 5.466 hektar, menjadikannya salah satu kawah alami yang terbentuk akibat letusan Gunung Ijen.
Meskipun mempesona, penting untuk diingat bahwa Gunung Ijen masih dianggap sebagai salah satu gunung berapi yang masih aktif. Sejarah mencatat bahwa gunung ini telah meletus sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1796, 1817, 1913, dan yang terakhir pada tahun 1936. Kawah Ijen juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar, karena menjadi sumber produksi belerang yang cukup tinggi setiap tahunnya. Namun, upaya konservasi dan pemeliharaan alam sangat penting untuk menjaga keindahan dan keberlanjutan Kawah Ijen yang begitu berharga ini.
Berdasarkan catatan yang disampaikan oleh pengelola Taman Wisata Alam Kawah Ijen, Gunung Ijen telah mengalami empat letusan besar dalam sejarahnya. Kejadian letusan tersebut tercatat terjadi pada tahun 1796, 1817, 1913, dan yang terakhir pada tahun 1936. Catatan ini menjadi pengingat akan potensi bahaya alam yang ada di sekitar Kawah Ijen.
Baca Juga: Jelajahi Keajaiban Alam Lembah Baliem di Jantung Papua yang Unik dan Mempesona
Selama bertahun-tahun, Gunung Ijen telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Ini terutama karena gunung ini mampu menghasilkan belerang dalam jumlah besar, mencapai jutaan meter kubik setiap tahunnya. Namun, disayangkan bahwa para buruh Kawah Ijen, yang setiap hari harus mengangkut beban batuan belerang yang berat, hanya dibayar dengan tarif sekitar Rp900 per kilogram untuk putaran pertama dan Rp1.000 per kilogram untuk putaran kedua.
Salah satu buruh angkut mengungkapkan bahwa dalam satu hari, mereka rata-rata dapat mengangkut hingga 60 kilogram batuan belerang dalam dua putaran. Kehidupan sehari-hari para buruh Kawah Ijen ini tidak selalu cukup untuk mencukupi kebutuhan mereka, oleh karena itu, beberapa di antara mereka juga menjalankan pekerjaan sambilan sebagai pemandu wisata bagi para pendaki yang ingin menjelajahi keindahan Kawah Ijen. Upaya ini menjadi cara tambahan untuk mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup mereka yang lebih layak. (*)