JAKARTA, BARAK.ID – Dalam sebuah manuver strategis yang signifikan, beberapa ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) telah dieliminasi dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Jalan Tol Trans Sumatera Dieliminasi dari Daftar Proyek Strategis Nasional
PT Hutama Karya (Persero), selaku kontraktor utama, menyampaikan respons dan strategi mereka pasca keputusan ini. Tjahjo Purnomo, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), mengungkapkan bahwa perusahaan akan mengikuti arahan pemerintah dengan memprioritaskan penyelesaian JTTS Tahap I dan II.
Tjahjo menjelaskan bahwa penyesuaian dalam daftar PSN merupakan respons atas dinamika kebijakan pemerintah yang diatur dalam Permenko dan Perpres No. 131 Tahun 2022. “Kami akan terus beradaptasi dengan kebijakan yang terbaru untuk memastikan pembangunan infrastruktur berjalan efisien,” kata Tjahjo.
JTTS yang kini dikeluarkan dari prioritas adalah ruas Tol Rantau-Prapat-Kisaran, Tol Langsa-Lhokseumawe, Tol Lhokseumawe-Sigli, dan Tol Dumai-Sigambal-Rantau. Perusahaan menegaskan bahwa proyek-proyek tersebut akan masuk dalam fase pembangunan JTTS Tahap III dan IV, dengan detail pembangunan yang menunggu kesepakatan lebih lanjut dengan pemerintah.
Sementara itu, fokus Hutama Karya saat ini adalah pada penyelesaian JTTS Tahap I yang memiliki panjang 965 km, ditargetkan selesai pada semester pertama 2024. Hutama Karya juga sedang menangani proyek Tahap II, termasuk ruas tol Betung-Tempino-Jambi Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino (34 km) dan Tol Lingkar Pekanbaru (30,5 km), yang secara total akan menambah panjang jalan tol menjadi ±1.030 km.
Upaya percepatan pembangunan JTTS meliputi digitalisasi konstruksi dari tahap perencanaan hingga pembangunan fisik. Strategi ini diharapkan dapat mengoptimalkan proses dan mempersingkat waktu pembangunan.
Baca Juga: Diresmikan Jokowi, PLTS Terapung Cirata Era Baru Energi Bersih
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa beberapa proyek pembangunan telah dikeluarkan dari PSN, terutama yang berkaitan dengan pembangunan JTTS, dengan alasan belum dimulainya proyek dan belum adanya alokasi APBN. “Ini merupakan langkah efisiensi anggaran dan penyesuaian prioritas,” ujar Airlangga.
Selain itu, ada perubahan mekanisme pada beberapa PSN, seperti Jalan Tol Jambi-Rengat yang juga merupakan bagian dari JTTS. Ruas ini mendapat pembiayaan baru melalui pinjaman dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebesar Rp 23 triliun. (*)