SIHANOUKVILLE, BARAK.ID – Sebuah transformasi mengejutkan telah terjadi di Sihanoukville, kota pesisir di Kamboja. Enam tahun silam, kota ini menjadi saksi bagaimana investasi besar-besaran dari China mengubahnya dari kota pesisir yang tenang menjadi salah satu pusat perjudian global yang mampu bersaing dengan Makau dan Las Vegas. Namun, setelah pemerintah Kamboja melarang perjudian online, takdir kota ini berubah drastis.
Kamboja Melarang Judi Online
Dari Pusat Perjudian Menjadi “Kota Hantu”
Dahulu berkembang pesat dengan investasi yang masuk, Sihanoukville kini terlihat sepi. Gedung-gedung pencakar langit yang semula menjadi simbol kemajuan dan investasi, kini dibiarkan terbengkalai. Sekilas, kota ini lebih mirip sebuah “kota hantu“.
Menurut laporan dari Business & Human Rights, dampak dari kebijakan pelarangan perjudian online ini cukup besar. Lebih dari 400 ribu pekerja asing, dengan mayoritas berasal dari China, memilih untuk kembali ke tanah airnya. Akibatnya, banyak sektor bisnis, terutama industri perjudian dan properti, mengalami kemunduran signifikan.
Casino-casino mewah yang dahulu ramai pengunjung kini ditutup. Berbagai proyek bangunan pencakar langit, termasuk resor dan kondominium, yang belum rampung dibiarkan tanpa kelanjutan. Kenyataan ini mengejutkan, mengingat beberapa tahun yang lalu, kota ini merupakan simbol kesuksesan investasi dan kerjasama antara Kamboja dan China.
Dalam pengamatan dari media pro-pemerintah, Sihanoukville kini digambarkan sebagai panorama kesalahan investasi, dengan banyak proyek yang ditinggalkan dan kebanyakan dari mereka adalah investor dari China. Tentunya, gambaran ini berbeda jauh dari apa yang diharapkan ketika kota ini mulai berkembang beberapa tahun lalu.