SUMATERA UTARA, BARAK.ID – Sebuah temuan yang disebut-sebut sebagai Piramida Toba di Danau Toba, Sumatera Utara, mendapatkan perhatian luas dari publik, meski Danny Hilman Natwidjaja, Profesor Riset di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, menyatakan bahwa penemuan tersebut masih prematur untuk diumumkan.
Polemik Piramida Toba
Ketidakpastian ini muncul saat publikasi temuan ini dipertimbangkan sebagai rujukan untuk penelitian lebih lanjut. “Harapannya, penelitian harus dilakukan lebih mendalam sebelum informasi ini disebarluaskan ke publik,” ujar Prof. Danny, dikutip Barak.id dari CNNIndonesia, Sabtu (7/10/2023).
Baca Juga: Struktur Batuan Piramida Toba di Danau Toba Terungkap?
Meski demikian, Prof Danny terpaksa mengungkapkan temuan tersebut ke publik setelah diminta oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk mempresentasikan temuan tersebut. Keputusan ini diperkuat dengan kunjungan Menteri Luhut ke Toba pada 24 September.
Menurut Prof Danny, struktur yang ditemukan memiliki tinggi hingga 120 meter dan berada di bukit Toba tuff berumur 74 ribu tahun. Meskipun bentuknya mirip piramid, separuh dari strukturnya menempel pada bukit. Ia juga menyinggung kemiripan dengan Situs Gunung Padang yang diklaim berumur sekitar 10 ribu tahun dan menyatakan masih meneliti kemungkinan usia piramid tersebut.
Namun, pandangan Prof Danny mendapatkan kritik tajam dari Arkeolog senior, Truman Simanjuntak. Menurut Truman, klaim adanya piramida di Danau Toba tidak memiliki dasar yang kuat. “Piramida tidak dikenal dalam budaya leluhur kita, termasuk di dalam budaya Batak,” kata Truman, yang juga lahir di Pematang Siantar, Sumut, 72 tahun yang lalu. Truman menambahkan bahwa tak satu pun sumber tulisan kuno Batak yang menyebutkan adanya piramida.
Baca Juga: Begini Penampakan Piramida Toba Setinggi 120 Meter di Danau Toba
Selain itu, Truman, yang juga penerima Sarwono Award dari LIPI 2015 dan peneliti di Center for Prehistory and Austronesian Studies, mengingatkan bahwa budaya tidak muncul tiba-tiba tanpa kaitan dengan budaya di sekitarnya. Ia juga menekankan bahwa bentuk-bentuk alam semacam piramida sering ditemui dan perlu hati-hati dalam menginterpretasikannya. Dari pandangannya, struktur tersebut mungkin bukan piramida, melainkan struktur megalitik lainnya. (*)