BARAK.ID – Waithood adalah istilah yang muncul untuk menggambarkan periode peralihan yang diperpanjang antara masa remaja dan dewasa yang semakin banyak dialami oleh kaum muda di berbagai belahan dunia.
Pengertian Waithood, Penyebab Waithood, Dampak Waithood, Mengatasi Waithood
Istilah ini berasal dari gabungan kata “waiting” (menunggu) dan “adulthood” (kedewasaan).
Fenomena ini mencerminkan masa tunggu yang dialami individu sebelum mencapai tonggak penting dalam kehidupan dewasa, seperti pekerjaan tetap, pernikahan, memiliki rumah, atau memulai keluarga.
Baca Juga: Frugal Living: Pengertian-Manfaat, Cara Menerapkan dan 7 Prinsip Utamanya
Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang waithood, faktor-faktor yang berkontribusi, dampaknya terhadap individu dan masyarakat, serta kemungkinan solusi.
Pengertian Waithood
Waithood menggambarkan keadaan di mana kaum muda terjebak dalam masa peralihan yang panjang dan tidak pasti antara remaja dan dewasa.
Mereka sering kali tidak dapat mencapai kemandirian ekonomi, stabilitas emosional, dan peran sosial yang biasanya diharapkan pada usia dewasa.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh antropolog Nancy Smith-Hefner untuk mendeskripsikan pengalaman kaum muda di Indonesia, namun sejak itu telah diadopsi secara luas untuk menggambarkan situasi serupa di berbagai negara, terutama di dunia berkembang.
Faktor-faktor Penyebab Waithood
- Kondisi Ekonomi
- Pengangguran dan Pekerjaan Tidak Tetap: Tingkat pengangguran yang tinggi dan kurangnya peluang kerja yang stabil adalah faktor utama yang memperpanjang masa waithood. Banyak kaum muda yang kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka, yang mengakibatkan mereka harus mengambil pekerjaan sementara atau di bawah standar.
- Krisis Ekonomi Global: Krisis ekonomi global juga berdampak signifikan terhadap peluang kerja. Resesi dan ketidakpastian ekonomi membuat perusahaan enggan merekrut karyawan baru atau berinvestasi dalam tenaga kerja muda.
- Pendidikan
- Waktu Pendidikan yang Panjang: Lamanya waktu yang dihabiskan di pendidikan formal, seperti perguruan tinggi dan pelatihan profesional, dapat memperpanjang masa transisi ini. Banyak kaum muda yang mengejar gelar lebih tinggi dengan harapan meningkatkan peluang kerja, tetapi sering kali berakhir dengan beban hutang dan ketidakpastian pekerjaan.
- Kualitas Pendidikan: Kualitas pendidikan yang tidak merata juga berkontribusi pada waithood. Lulusan dari institusi dengan standar pendidikan rendah sering kali tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja, sehingga sulit bersaing.
- Sosial dan Budaya
- Norma Sosial dan Harapan Budaya: Norma sosial dan harapan budaya tentang kapan individu dianggap siap untuk menikah atau memulai keluarga dapat mempengaruhi waithood. Di beberapa budaya, pernikahan dan kemandirian ekonomi dianggap sebagai tanda kedewasaan, namun perubahan ekonomi dan sosial membuat pencapaian ini menjadi lebih sulit.
- Perubahan Struktur Keluarga: Perubahan dalam struktur keluarga tradisional juga berperan. Banyak kaum muda yang tinggal lebih lama dengan orang tua mereka karena alasan ekonomi, yang memperpanjang masa ketergantungan.
- Krisis Politik
- Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik dan konflik berkepanjangan dapat memperburuk prospek pekerjaan dan stabilitas sosial, sehingga memperpanjang masa waithood. Di negara-negara yang mengalami ketidakstabilan politik, kaum muda sering kali terjebak dalam kondisi yang tidak memungkinkan mereka untuk mencapai kemandirian.
Baca Juga: 6 Cara Menghilangkan Bau Badan Paling Ampuh
Dampak Waithood
Waithood memiliki dampak signifikan terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan.