Nama ini tampaknya diambil dari nama Bupati Tegal, Dedy Yon Supriyono, namun tetap menuai kritik karena terdengar kurang profesional.
8. JEBOL YA MAS: Inovasi Puskesmas
Program Inovasi Puskesmas Anggut Atas di Kota Bengkulu diberi nama “JEBOL YA MAS”.
Nama ini terdengar informal dan kurang sesuai untuk sebuah program kesehatan yang seharusnya lebih serius dan profesional dalam penyebutannya.
9. “i-Pubers” Petani: Nama Mengundang Tawa
Aplikasi Menebus Pupuk, yang dikenal sebagai “i-Pubers” Petani, digunakan oleh pemerintah Kabupaten Demak.
Meskipun bertujuan untuk membantu petani dalam mendapatkan pupuk, nama aplikasi ini justru mengundang tawa karena “pubers” dalam bahasa sehari-hari merujuk pada bulu kemaluan.
10. SI CANTIK: Kehadiran dan Kinerja
SI CANTIK, singkatan dari Sistem Informasi Kehadiran dan Kinerja, digunakan oleh pemerintah Kabupaten Bogor.
Nama ini terdengar lebih baik dibandingkan dengan aplikasi-aplikasi lain, namun masih mendapat kritik karena terkesan kurang serius untuk sebuah sistem informasi kehadiran dan kinerja.
11. SIGANTENG: Ketenagalistrikan Jawa Tengah
Terakhir, SIGANTENG, singkatan dari Sistem Informasi Ketenagalistrikan Jawa Tengah, digunakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Nama “SIGANTENG” juga terkesan tidak profesional, meskipun aplikasi ini memiliki fungsi yang penting dalam bidang ketenagalistrikan.
Reaksi Masyarakat
Masyarakat menilai bahwa pemilihan nama-nama aplikasi tersebut kurang mempertimbangkan aspek budaya dan kesopanan.
“Pemilihan nama yang tidak pantas dapat merusak citra pemerintah dan mengurangi kepercayaan publik,” ujar Surya Nugraha, pengguna media sosial.
Di sisi lain, beberapa pihak menyatakan bahwa nama-nama unik tersebut dapat menarik perhatian dan memudahkan masyarakat untuk mengingat aplikasi-aplikasi tersebut.
“Ada sisi positifnya juga, yaitu nama-nama ini mudah diingat,” ungkap Rina, warganet lainnya.
Baca Juga: Zero Waste Lifestyle: Langkah Kecil Menuju Bumi yang Lebih Sehat
Secara keseluruhan, inovasi digital yang dilakukan oleh pemerintah patut diapresiasi, namun pemilihan nama aplikasi perlu dievaluasi lebih lanjut.
Penggunaan nama yang pantas dan profesional akan membantu meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap program-program pemerintah.
Publik berharap agar ke depannya, pemerintah lebih berhati-hati dalam memilih nama untuk aplikasi atau program apapun, mengingat pentingnya citra dan kesopanan dalam pelayanan publik.
Evaluasi dan konsultasi dengan ahli bahasa dan komunikasi sebelum meluncurkan aplikasi baru bisa menjadi langkah yang bijak. (*)