Menurutnya, insiden tersebut bermula dari permintaan Rini kepada Arif untuk menikahinya.
Namun, apa yang terjadi berbeda dengan harapan Rini.
Arif hanya memandang hubungan mereka sebagai kenikmatan semata.
“Korban menanyakan status hubungan mereka yaitu ‘kita mau bagaimana?’. Kemudian tersangka jawab ‘ini kan cuman seneng-seneng saja. Kita sama-sama mau’,” urai Wira, menjelaskan kronologi peristiwa tersebut.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika Rini menegaskan bahwa Arif harus bertanggung jawab atas hubungan tersebut dengan menikahinya.
Baca Juga: Dilipat dalam Koper, Begini Kondisi Jasad Rini Mariany saat Ditemukan
Arif, menyatakan kesediaannya menikahi Rini asalkan Rini meminjamkan uang dari kantornya senilai Rp 43 juta.
Namun, Rini menolak tawaran tersebut dengan tegas.
“Korban menyatakan intinya tersangka harus bertanggung jawab untuk nikahin korban. Tersangka jawab ‘Kalau pinjem uang setoran ini nanti kita nikah’. Namun korban nolak. Kemudian tersangka tanya ‘Mau dinikahin atau tidak?” terangnya.
Percakapan yang semula biasa berubah menjadi medan pertempuran kata yang mengarah pada pembunuhan.
Saat Rini melontarkan kata-kata yang menyinggung, itulah saat titik puncak tercapai.
“Korban jawab ‘Ngapain ngurusin yang kayak gini? saya nggak ikut-ikut. Saya mau setor uang. Ngapain auditor kayak kamu, b*****k’,” ungkapnya.
Namun, sayangnya, perkataan itu memicu reaksi yang mematikan dari Arif, yang dengan dingin membenturkan kepala Rini ke dinding dan mencekiknya hingga merenggut nyawa. (*)