Agos menolak permintaan tersebut, dengan alasan bahwa tujuan videonya adalah untuk memberikan edukasi agar timses tidak sembarangan menempel stiker di rumah warga tanpa izin.
“Saya akan menurunkan video itu jika ada nama seseorang, nama partai, atau jika saya menjelek-jelekkan caleg yang bersangkutan. Namun, isi video hanya sebatas edukasi,” tegas Agos.
Namun, keengganan Agos untuk menghapus video tersebut berujung pada penerimaan surat somasi, yang menuntutnya untuk membuat permohonan maaf dan klarifikasi.
Merasa tidak memiliki pengetahuan hukum yang cukup dan tanpa dukungan, Agos akhirnya mengikuti permintaan tersebut. “Saya hanya mengikuti saja, takut untuk melakukan tindakan lain karena tidak memiliki kenalan yang mengerti hukum,” tutur Agos, mengakhiri ceritanya. (*)