Bersama pasangannya, Benny Gusman Sinaga, Anton memiliki visi yang jelas untuk memajukan Simalungun.
Mereka ingin memanfaatkan potensi besar sektor pariwisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Simalungun memiliki banyak sekali aset wisata yang belum digarap dengan maksimal. Dengan pengelolaan yang lebih baik, kita bisa menjadikan pariwisata sebagai motor penggerak utama perekonomian daerah,” papar Anton dalam sebuah diskusi terbuka dengan warga.
Anton juga sangat peduli dengan kehidupan pedagang kecil dan masyarakat bawah.
Ia sering menyempatkan waktu untuk duduk bersama mereka, mendengarkan keluhan, dan mencari solusi terbaik.
Dalam beberapa pertemuan, Anton menegaskan bahwa dirinya akan selalu memperjuangkan hak-hak pedagang dan warga kecil.
“Kita semua adalah bagian dari keluarga besar Simalungun, dan tidak ada satu pun yang boleh ditinggalkan,” ucapnya dengan penuh keyakinan.
Di tengah persaingan politik yang ketat, Anton tidak pernah melupakan pentingnya menjaga solidaritas.
“Perbedaan pandangan politik adalah hal yang wajar, tapi kita tidak boleh membiarkan perbedaan itu memecah belah kita. Simalungun butuh kebersamaan, bukan perpecahan,” kata Anton dalam sebuah pertemuan dengan tokoh masyarakat.
Pernyataan ini mencerminkan betapa besarnya komitmen Anton untuk mempersatukan rakyat Simalungun di bawah satu tujuan yang sama: kesejahteraan bersama.
Bagi Anton, menjadi pemimpin berarti menjadi pelayan bagi rakyat.
Ini adalah prinsip yang ia pegang erat sepanjang kariernya.
Tidak hanya saat berkampanye, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya tidak pernah menganggap diri saya lebih tinggi dari siapa pun. Seorang pemimpin harus bisa mendengarkan, memahami, dan melayani. Tanpa rakyat, seorang pemimpin tidak ada apa-apanya,” ujarnya..
Dukungan terhadap Anton terus mengalir, terutama dari kalangan pedagang dan warga kecil.
Mereka melihat Anton bukan hanya sebagai calon bupati, tetapi sebagai figur yang benar-benar peduli dengan kesejahteraan mereka.
“Kami butuh pemimpin yang mendengarkan kami, dan Pak Anton adalah orangnya. Kami percaya dia bisa membawa perubahan yang kami impikan,” ungkap seorang pedagang di pasar Parapat yang pernah berbicara langsung dengan Anton.
Namun, Anton sadar bahwa perjalanannya menuju kursi bupati tidaklah mudah. Melawan petahana yang sudah memiliki basis dukungan kuat tentu menjadi tantangan tersendiri.
“Kami tahu ini bukan perjuangan yang ringan, tapi dengan kepercayaan dari masyarakat, kami yakin bisa mewujudkan visi kami untuk Simalungun yang lebih baik,” tutur Anton penuh semangat.
Anton Achmad Saragih telah membuktikan bahwa kesederhanaan dan kepedulian bisa menjadi kekuatan utama dalam membangun hubungan yang kokoh dengan rakyat.
Di tengah persaingan politik yang seringkali penuh dengan kemewahan dan janji-janji kosong, Anton hadir sebagai pemimpin yang jujur, rendah hati, dan merakyat.
Sosoknya memberikan harapan baru bagi masyarakat Simalungun yang menginginkan perubahan nyata, bukan sekadar retorika politik. (*)