Pemanggilan pasukan cadangan ini juga berdampak pada ekonomi domestik Israel. Biro Pusat Statistik Israel melaporkan lonjakan pengangguran yang signifikan, dari 3,4 persen pada September 2023 menjadi 9,6 persen pada November, dengan jumlah pengangguran mencapai 428.400 orang. Ini mengindikasikan dampak ekonomi langsung dari pemanggilan wajib militer besar-besaran.
Baca Juga: China Hancurkan Ratusan Masjid, Upaya “Membasmi” Agama Minoritas
Dalam konteks serangan terhadap Hamas, militer Israel telah memobilisasi sekitar 360.000 warga sipil sebagai tentara cadangan. Namun, agresi berkepanjangan di Jalur Gaza telah menimbulkan kerugian finansial yang signifikan bagi Israel, dengan perkiraan kerugian mencapai 260 juta dolar AS per hari, menurut analisis ekonomi oleh Bloomberg News.
Perkembangan ini menyoroti kerumitan konflik yang berlarut-larut antara Israel dan Hamas, dengan dampak yang meluas dari medan perang ke ekonomi nasional. Situasi di Jalur Gaza tetap tegang, dengan kedua belah pihak terus mengalami tekanan baik secara militer maupun ekonomi. (*)