Aida (34), warga Balai Gurah di Kecamatan Ampek Angkek, Agam, menggambarkan pengalaman menakutkan tersebut melalui sambungan telepon. “Letusan disertai gempa vulkanik terdengar, dan abu vulkanik menutupi rumah kami,” kata Aida.
Menurut Aida, bau belerang juga terasa di udara dan kondisi langit menjadi seperti mendung karena tertutup abu vulkanik. Dia menjelaskan bahwa terdapat satu letusan keras yang diikuti oleh semburan abu vulkanik.
Warga setempat bereaksi cepat dengan keluar dari rumah mereka untuk menghindari kemungkinan reruntuhan bangunan. Setelah situasi dinilai cukup aman, mereka kembali ke dalam rumah untuk berlindung dari hujan abu.
“Di sini, abu vulkanik seperti pasir yang sampai ke rumah kami,” tambah Aida.
Sampai saat ini, warga masih bertahan di rumah mereka, menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah terkait evakuasi.
Baca Juga: Gunung Marapi Meletus, 70 Pendaki dalam Bahaya, Akses Pendakian Ditutup!
Akses Pendakian Ditutup
Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Dian Indriati, mengatakan sebanyak 70 pendaki terjebak di Gunung Marapi saat terjadi erupsi. Proses evakuasi oleh tim gabungan sedang berlangsung untuk mengevakuasi para pendaki tersebut.
Dian Indriati menjelaskan, dari 70 pendaki tersebut, 57 orang naik melalui jalur Batu Palano dan 13 orang melalui Koto Baru. “Para pendaki dari Koto Baru sudah turun. Sementara itu, pendaki dari jalur Batu Palano sebagian telah turun, dan sisanya masih dalam proses evakuasi,” ujar Dian.
Baca Juga: Gunung Marapi Erupsi Mendadak, 70 Pendaki Terjebak di Puncak
Pihak BKSDA Sumbar belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai adanya korban jiwa dari erupsi Gunung Marapi. Saat ini, jalur pendakian ke Gunung Marapi telah ditutup sementara.
“Gunung Marapi saat ini dalam status waspada, sehingga kami memutuskan untuk menutup semua aktivitas di Gunung Marapi, baik untuk masyarakat umum maupun pendaki,” tambah Dian. (*)