Tim Labfor Polda Bali masih menggali lebih dalam tentang penyebab pasti dari kebakaran ini.
Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi mengatakan, jenazah keluarga yang tewas terpanggang dalam kobaran api itu telah dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar.
“Masih menunggu hasil laporannya,” ungkap AKP I Ketut Sukadi
Adik Korban Meratapi Jenazah
Diselimuti duka, Nyoman Yogi Mahendra, terduduk dalam kesedihan, meratapi nasib kakaknya, Made Ari Sanjaya, iparnya, Nopik Mertasari, dan keponakannya, Putu Gede Agus.
Dalam momen-momen memilukan tersebut, Yogi tidak mampu menahan air mata yang berlinang, mengenang kenangan terakhir bersama sang kakak.
“Tiga hari yang lalu terakhir komunikasi. Ngobrol biasa, nanya kabar,” katanya.
Sebagai tulang punggung keluarga, korban Ari telah menjadi tiang yang kokoh bagi mereka.
Dengan tekad yang teguh, dia merantau ke Denpasar untuk mencari nafkah, bekerja keras di salah satu pabrik pengalengan ikan di Benoa.
Baca Juga: Parah! Wanita Bisu di NTT Diperkosa Hingga Hamil, 4 Pelaku Cuma Wajib Lapor
Kehadirannya memberikan harapan bagi keluarga, meskipun jarak terpisah memisahkan mereka.
“Dia (Ari) jadi tulang punggung keluarga,” ungkap Yogi, menggambarkan betapa besar peran kakaknya dalam kehidupan mereka.
Perjalanan hidup Ari yang penuh perjuangan membawanya ke Denpasar, di mana dia menetap di berbagai kosan, mencari nafkah untuk keluarganya.
Ari bersama istri dan anaknya menetap di kos sejak Februari, yang kini menjadi tempat kebakaran mengerikan itu terjadi.
Sementara masih terjebak dalam pusaran duka, keluarga yang tersisa mempersiapkan prosesi pemakaman bagi korban.
Rencananya, mereka akan dimakamkan bersama di Setra Adat Bontihing pada Jumat (10/5/2024). (*)