Sikapnya yang demikian membuat Rosmini kurang disukai oleh tetangganya.
“Memang dia sama kayak di media sosial, temperamental, kurang sosialisasi, bahkan banyak warga yang kurang suka sama dia,” tutur Susilawati.
Kisah Keluarga yang Tak Harmonis
Selain temperamennya yang buruk, Rosmini juga diketahui memiliki masalah dalam keluarganya.
Wanita yang memiliki dua anak perempuan dan satu anak laki-laki itu telah berpisah dengan suaminya yang bekerja sebagai karyawan di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Cuma memang saya ingat adanya konflik itu anak-anaknya dititipkan sama nenek dan kakeknya,” ungkap Susilawati tanpa merinci lebih jauh permasalahan yang dihadapi Rosmini dengan sang suami.
Jejak di Lampung dan Solo
Meski telah lama menghilang dari kampung Margaasih, ternyata Rosmini masih memiliki keluarga yang bermukim di daerah lain.
Hal itu disampaikan oleh Adang Herdiana, Staf Bagian Rehabilitasi Dinas Sosial Kabupaten Bandung, yang mengungkapkan bahwa Rosmini mempunyai keluarga di Lampung dan Solo.
“Di sini sudah enggak ada siapa-siapa, cuma dapat informasi kalau ada keluarganya di Solo dan mau jemput. Jadi punya keluarga juga ada di Lampung dan Ibu Rosmini ini kelahiran Palembang,” jelas Adang.
Adang juga menegaskan bahwa berdasarkan penelusuran pihaknya, Rosmini sudah tidak lagi bermukim di alamat sesuai KTP yang dibawanya selama 10 tahun terakhir.
Baca Juga: Juru Parkir Hotel Braga Tewas Ditembak, Pelaku Pernah Merampok di Bandung
Di Balik Sikap Rosmini
Meski video berdurasi singkat yang memperlihatkan Rosmini meminta uang dengan ancaman tentu saja tidak dapat dibenarkan, latar belakang kehidupannya yang dirundung masalah keluarga dan kepahitan ekonomi tampaknya turut membentuk sikapnya yang temperamental tersebut.
Potret hidup Rosmini yang terlunta-lunta, kurang bergaul, serta konflik dengan keluarga inti merefleksikan adanya permasalahan psikologis dan sosial yang pelik di balik kisahnya.
Kini, kerabat Rosmini di Lampung dan Solo dikabarkan berencana menjemput dan membawanya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di kemudian hari.
Sementara itu, masyarakat juga diimbau untuk lebih bersikap empati dan tidak melakukan tindakan persekusi ataupun penghinaan terhadap para pengemis. (*)