“Kejadiannya tidak di rumah, tapi di jalan. Pelaku lalu memutilasi korban di rumahnya. Kaki dan tangan korban dipisah,” ungkap Yoyo.
Motif pasti di balik tindakan mengerikan ini belum sepenuhnya terungkap, menyisakan banyak tanya di benak warga.
Menyelusuri lebih jauh, Tarsum dikenal sebagai seseorang yang cukup stabil dalam hubungan dengan tetangga sekitarnya.
Profesi sebagai pedagang kambing sehari-hari membawa keseimbangan ekonomi dalam keluarganya.
Namun, tiga hari sebelum tragedi itu terjadi, Tarsum dikabarkan mengalami depresi yang cukup parah.
Tanda-tanda itu diungkapkan melalui perilakunya yang mencoba bunuh diri dengan cara membenturkan kepalanya ke tembok.
Baca Juga: Peran Aditya Tofik Qurahman dalam Kasus Mayat Wanita dalam Koper
Bahkan, dia sempat menitipkan anak keduanya kepada tetangga dan memutuskan untuk merantau ke Kalimantan.
Kapolres Ciamis, AKBP Akmal, membenarkan insiden mengerikan yang dilakukan oleh Tarsum terhadap istrinya.
Menurutnya, pembunuhan itu terjadi di jalan kampung sekitar pukul 07.30 WIB.
Tubuh korban ditemukan dalam kondisi terpotong-potong, dengan bagian tangan dan kaki terpisah.
Meskipun demikian, pihak kepolisian masih perlu melakukan otopsi untuk memastikan secara teknis bagian mana yang mengalami mutilasi.
Pelaku yang merupakan suami korban sudah diamankan oleh polisi, meskipun tidak tanpa perlawanan dari pelaku itu sendiri.
Ketika dilakukan penangkapan, Tarsum menunjukkan tanda-tanda syok dan kebingungan, menandakan kondisi mentalnya yang labil.
“Tentang bagaimana cara pelaku memutilasi korban masih belum dapat dijelaskan, Jasad (korban) kita evakuasi ke rumah sakit, untuk otopsi. Pelakunya diduga suami korban, sudah diamankan,” jelas Kapolres.
Barang bukti berupa pisau yang digunakan untuk memutilasi korban berhasil diamankan oleh petugas. (*)