Isi surat tersebut memang memperlihatkan NAN merasa tidak mampu lagi menghadapi beban hidupnya. Dalam surat yang ditulis dengan Bahasa Jawa itu, NAN mengungkapkan rasa lelahnya dan harapannya agar keluarganya selalu diberikan kesehatan.
Baca Juga: Meski Lulusan Universitas di China, Status Dokter Karina Masih Bodong?
“Mbak Hani, Mak, Pak, NAN wis ga iso kuat koyo bendino,” tulis NAN. “NAN capek butuh istirahat seng tenang. Sampeyan, mbk Hani, karo emak sehat-sehat nggih, nggak kabeh aku ngadepi kuat ya,” lanjutnya dalam surat tersebut.
Pihak keluarga dan teman-temannya sangat terpukul dengan kepergian NAN. Surat tersebut menjadi bukti bahwa terkadang, beban yang dirasakan seseorang mungkin terlalu berat baginya, meskipun tampak biasa di mata orang lain. (*)