Dari pengintipan tersebut, mereka menemukan berbagai barang curian Afia yang tersimpan di dalam kamarnya, mulai dari pakaian, sepatu, sandal, hingga barang-barang kost lainnya seperti paket kiriman dan makanan di kulkas.
“Kita juga ngecek kamar dia dari ventilasi pintu yang lubang nya kecil banget kita cek pake hp (vidioin 0,5) DAN LO TAU? BAJU BAJU KITA SEMUA ADA DIKAMAR DIAAAA! maling baju, celana, sepatu, sendal, paket, makanan dikulkas, barang barang kost, sampai pakaian dalam,” tutur @yipiieee__.
Setelah kepergok, Afia sempat kabur bersama kekasihnya sebelum akhirnya kembali meminta maaf dengan didampingi oleh kakaknya.
Namun, permintaan maafnya ditolak oleh para korban yang merasa tidak bisa memaafkan tindakannya yang dianggap sudah keterlaluan.
Dalam pembelaannya, Afia mengaku mengidap penyakit kleptomania atau gangguan mental yang menyebabkan kecanduan mencuri.
Namun, pengakuan tersebut justru dianggap sebagai upaya untuk memainkan peran korban oleh para korban pencurian.
“Ngomongnya dia punya penyakit klepto sama penyakit ambis dan sering bulak balik RS juga jadi susah buat ngilangin ini… gahabis pikir ama si cantikkkkkkk,” tutur @yipiieee__.
Baca Juga: Mahasiswi Afia Rahmatunufus Ngaku Kleptomania, Viral Kenakan Hasil Curian di Medsos
Salah satu bukti permintaan maaf Afia yang ditolak adalah ketika dia mengirimkan pesan WhatsApp kepada temannya, mencoba memainkan peran sebagai korban dengan mengaku telah difitnah.
Kasus ini kemudian menjadi viral di media sosial dan memicu perdebatan di kalangan warganet.
Sebagian warganet mengecam tindakan Afia yang dianggap tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya untuk pamer gaya hidup mewah di media sosial.
Namun, sebagian lainnya juga memberikan pembelaan dengan menyoroti kemungkinan adanya faktor gangguan mental yang dialami Afia. (*)