Ketika Frans Manery tiba di lokasi aksi, ia langsung keluar dari mobil dan mengambil sebilah parang, yang membuat para demonstran terkejut dan panik.
“Beliau datang keluar dari mobil langsung mengambil parang, serentak massa aksi kaget. Kami sebenarnya menunggu kalau pun Pak Bupati melayani kami dengan berdebat atau menyampaikan aspirasi, kami akan terima. Tapi kami melihat tiba-tiba Pak Bupati menarik parang dan menuju ke massa aksi, dengan spontan kami lari,” ujar Rivaldo Djini, Sabtu (1/6/2024).
Rivaldo menjelaskan bahwa tindakan Frans Manery dianggap sangat berbahaya oleh massa aksi.
Keberadaan parang di tangan bupati membuat para demonstran merasa terancam, sehingga mereka memilih untuk menghindar.
“Karena kami juga berpikir ini barang tajam dan bisa membahayakan kami. Kami lari menghindari Pak Bupati, dan saya sempat menenangkan teman-teman agar jangan melakukan hal-hal yang bisa memancing emosi bupati,” tambahnya.
Tindakan Frans Manery tersebut menarik perhatian berbagai pihak, termasuk kepolisian.
Iptu Deni Salaka menyatakan bahwa pihak kepolisian akan melakukan klarifikasi dengan memanggil semua pihak yang terlibat untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.
“Rencana hari ini Polres undang kedua bela pihak untuk dimintai klarifikasi terkait insiden tersebut,” tegas Iptu Deni. (*)