Di sampingnya, kamera yang dibawanya juga memberikan petunjuk tentang aktivitas terakhirnya, sebuah gambar yang diambil dari pinggir tebing, sebelum kecelakaan tragis yang mengakhiri hidupnya.
Kepolisian Prefektur Gunma memberikan keterangan bahwa keadaan jenazah Usui konsisten dengan cedera yang mungkin dialami akibat jatuh dari ketinggian signifikan di tebing Tomoiwa di Gunung Arafune.
Temuan ini menyisakan banyak tanda tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada hari yang tragis itu, tetapi bukti fisik yang ditemukan sekitar lokasi kejadian memberikan petunjuk yang kuat.
Reaksi atas kematian Usui meluas dari lingkup keluarga dan teman-temannya, hingga ke dunia industri manga yang telah diperkaya dengan sumbangsih kreativitasnya.
Perusahaan penerbit manga Crayon Shin-Chan, Futabasha, mengadakan konferensi pers khusus untuk menghormati karyanya dan mengungkapkan kekaguman mereka terhadap talenta dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh Usui selama hidupnya.
Kesedihan atas kepergiannya dirasakan tidak hanya di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia di mana karya-karyanya telah menjadi bagian penting dari budaya populer.
Pemakaman Yoshito Usui diadakan secara tertutup pada 23 September 2009, dihadiri oleh keluarga terdekat dan kerabat.
Ia meninggalkan seorang istri dan dua orang putri yang dikenal sebagai penyejuk hatinya di tengah kesibukan menciptakan karya-karya yang disukai banyak orang.
Warisan kreatifnya, terutama dalam bentuk manga Crayon Shin-Chan, terus hidup dan dihargai bahkan setelah kepergiannya yang mendadak.
Sebagai seorang seniman, Usui berhasil menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar karakter-karakter lucu dan cerita yang menghibur.
Ia meninggalkan warisan dari kerja keras, ketekunan, dan kecintaannya pada seni yang telah mempengaruhi dan menginspirasi banyak generasi.
Meskipun perjalanannya berakhir dalam tragedi yang tak terduga, karyanya tetap menjadi bukti bahwa kreativitas sejati tidak pernah mati, bahkan ketika sang kreator telah tiada. (*)