Joko juga menyebutkan bahwa lima imigran yang dalam kondisi lemah telah ditinggalkan di lokasi dan kini ditangani oleh UNHCR, sementara diungsikan ke Gedung SKB Cot Gapu, Bireuen.
Sementara itu, Kapolsek Jangka, Ipda Novizal, menyatakan bahwa tim gabungan telah mengisi bahan bakar ke kapal Rohingya dan meminta mereka untuk melanjutkan perjalanan. Kapal tersebut kemudian mendarat di Ulee Madon, Kecamatan Kreung Mane, Aceh Utara.
Bikin Susah Warga Setempat
Kepala Desa Pulo Pineung, Mukhtaruddin, menyatakan secara tegas bahwa masyarakat bersama-sama menolak kedatangan imigran Rohingya ke daratan, menimbang pengalaman sebelumnya yang memberatkan dan menyusahkan warga setempat.
Baca Juga: Wali Kota Pematang Siantar Inisiasi Layanan Adminduk Inklusif untuk Disabilitas
Penolakan ini didasari oleh pengalaman sebelumnya ketika Rohingya tiba di Desa Matang Pasi, Kecamatan Peudada, pada 16 Oktober.
Sementara itu, Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, menginformasikan bahwa para imigran masih berada di dalam kapal, yang berada sekitar satu mil dari bibir pantai. Dikabarkan juga bahwa beberapa orang nekat melompat ke laut dan berenang menuju daratan. (*)