Bahkan, Afia mengakui dengan lantang bahwa dirinya tidak takut akan tindakannya dipolisikan atau bahkan di-drop out dari kampus, tetapi yang membuatnya khawatir adalah potensi dirinya menjadi viral di media sosial.
Kejadian ini bukanlah tanpa peringatan sebelumnya, para korban sudah merasa curiga terhadap Afia karena beberapa barang milik mereka hilang tanpa jejak.
Namun, tidak ada bukti yang cukup untuk menuduhnya sampai suatu ketika, melalui unggahan di media sosial, barang-barang curian Afia terlihat dengan jelas.
Baca Juga: Mahasiswi Unikom Afia Rahmatunufus Bongkar Aib Sendiri, Mencuri Demi Flexing di Sosmed
Dari situlah, didapatkan bukti yang cukup untuk mengungkap tindakannya.
Afia mengaku mengidap penyakit kleptomania, yang membuatnya sulit untuk menahan dorongan untuk mencuri.
Baca Juga: Aksi Afia Mahasiswi Unikom Dinilai Ga Ketulungan: Celana Dalam Pun Dicuri
Namun, alasan tersebut tidak membuat para korban menjadi lebih lunak hati, terutama ketika ia terlihat berusaha memainkan peran korban dalam situasi ini.
Bahkan, di balik permintaan maaf yang diutarakan di hadapan polisi, Afia disebut masih berusaha memposisikan dirinya sebagai korban dengan mengirimkan pesan kepada temannya bahwa ia difitnah. (*)