Kelemahan dalam intelijen dan keamanan Israel tampaknya menjadi perhatian utama. Ratusan militan Hamas dengan cepat menerobos pertahanan dan meresahkan kota-kota besar. “Ini adalah kegagalan intelijen murni,” tegas Jonathan Panikoff, mantan Wakil Pejabat Intelijen Nasional AS untuk isu Timur Tengah.
Korban jiwa dari serangan ini sangat besar. Lebih dari 250 warga Israel meninggal dan lebih dari 1.500 lainnya mengalami luka-luka. Ini merupakan jumlah korban terbesar yang pernah dialami Israel dalam satu hari. Faktanya, tentara Israel juga mengalami kerugian signifikan, dengan puluhan tentara dilaporkan ditahan oleh kelompok militan.
Pos-pos keamanan, termasuk kantor polisi di Kota Sderot, jatuh ke tangan penyerang. Fasilitas keamanan Erez, yang mengatur lalu lintas masuk keluar Gaza, juga berhasil direbut.
Baca Juga: Jadi Lautan Jenazah Akibat Serangan Hamas, Israel Bersumpah Balas Dendam
Dokumen visual dari media Hamas menunjukkan gambar-gambar militan yang bergerak cepat melintasi kantor-kantor yang ditinggalkan. Eyal Hulata, mantan penasihat Keamanan Nasional Israel, mengungkapkan, “Mereka telah mempersiapkan ini dengan matang. Ini jelas merupakan serangan yang terkoordinasi dengan baik dan sayangnya, mereka berhasil mengejutkan kita.”
Dengan situasi yang terus berkembang, tantangan yang dihadapi Israel sangat besar. Diperlukan introspeksi mendalam dan tindakan cepat untuk memulihkan keamanan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari serangan mendadak ini. (*)