Saat detik-detik terakhir kehidupan Gilang, ia berpamitan kepada ayahnya untuk berkunjung ke rumah temannya, tak ada firasat apapun yang menunjukkan akan terjadi peristiwa fatal tersebut. Kejadian ini baru terungkap ketika Gilang telah terbujur kaku di rumah sakit, menggemparkan keluarga yang tak pernah menduga akan kehilangan anak mereka dalam cara yang begitu tragis.
Di rumah duka yang berlokasi di Desa Sabah Balau, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, air mata duka mengalir deras dari sanak keluarga dan teman-teman Gilang yang tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian sahabat mereka.
Baca Juga: Viral Pelajar SMA di Muratara Dihajar di Pikap, Polisi Buru Pelaku
Menurut keterangan dari rekan Gilang yang berinisial FR, konflik yang memicu tawuran tersebut bermula dari ejekan yang terjadi di media sosial. Lokasi tawuran pun ditentukan melalui media yang sama. Sayangnya, apa yang seharusnya menjadi pertikaian tangan kosong dengan ikat pinggang berubah menjadi lebih mencekam ketika senjata tajam ikut terlibat.
Dengan kondisi yang tidak seimbang, FR dan beberapa temannya memilih untuk melarikan diri dari situasi yang sudah tidak terkontrol. Gilang, sayangnya, tertinggal. “Kami kaget saat tahu mereka bawa sajam, kami kalah jumlah juga. Saat melarikan diri, Gilang ketinggalan,” tutur FR. (*)