Acara Maulid Nabi ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk semakin mendekatkan diri kepada ajaran Islam dan mencontoh akhlak mulia Rasulullah SAW.
“Ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga pengingat bagi kita semua bahwa meneladani Nabi Muhammad SAW adalah kewajiban setiap umat Muslim,” tambah Ustadz Ahmad.
Peringatan Maulid Nabi dan Harapan bagi Masyarakat Simalungun
Peringatan Maulid Nabi di Kabupaten Simalungun juga diwarnai dengan pesan-pesan persatuan dan harapan bagi kemajuan daerah.
Tokoh masyarakat yang hadir, DR. H. Anton Achmad Saragih, dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun daerah dengan semangat kebersamaan.
“Maulid Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu bersatu, menjaga persaudaraan, dan bersama-sama membangun daerah kita tercinta. Mari kita teladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Anton dalam sambutannya.
Anton juga mengungkapkan rasa syukurnya atas antusiasme masyarakat yang hadir. Menurutnya, kehadiran ribuan jamaah di acara Maulid Nabi ini menunjukkan betapa besar cinta umat Muslim di Simalungun terhadap Nabi Muhammad SAW.
“Saya sangat terharu melihat antusiasme masyarakat yang begitu tinggi. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai Islam masih sangat kuat di sini, dan kita harus terus menjaga itu,” tambah Anton.
Acara ini berlangsung dengan penuh khidmat hingga akhir, dengan doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan umat Muslim, khususnya di Kabupaten Simalungun.
Para jamaah pulang dengan hati yang penuh keimanan, membawa pesan-pesan keagamaan yang disampaikan selama acara.
Menghindari Unsur Politik dalam Perayaan Keagamaan
Meskipun Anton Saragih dikenal sebagai salah satu calon bupati dalam pemilihan mendatang, kehadirannya dalam acara ini lebih ditekankan pada kapasitasnya sebagai tokoh masyarakat.
Tidak ada pesan kampanye atau ajakan politik terselubung dalam sambutannya.
Anton memilih untuk fokus pada pesan-pesan kebersamaan dan teladan Rasulullah SAW dalam acara yang bernuansa keagamaan ini.
“Kita di sini untuk merayakan Maulid Nabi, bukan untuk berbicara soal politik. Saat ini yang penting adalah bagaimana kita bersama-sama menjaga kerukunan dan persaudaraan di tengah masyarakat,” ujar Anton menutup sambutannya.
Jamaah yang hadir pun merespons positif sambutan tersebut.
Salah satu jamaah, Bapak Heri dari Kecamatan Siantar, menyatakan, “Saya melihat Pak Anton lebih menekankan soal agama dan persatuan. Itu yang lebih penting bagi kami, terutama dalam suasana Maulid Nabi ini.” Heri menambahkan, “Kami berharap siapa pun pemimpin yang terpilih nanti, bisa memimpin dengan hati dan mencontoh Rasulullah.”
Acara Tabligh Akbar ini diakhiri dengan dzikir bersama dan pembacaan doa untuk kesejahteraan umat.
Masyarakat pulang dengan rasa tenang dan harapan akan masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk Kabupaten Simalungun, tetapi juga untuk seluruh umat Muslim. (*)