Warga sipil yang seharusnya dilindungi malah menjadi korban serangan brutal ini.
Dikutip Jumat (31/5/2024) dari laporan Al Jazeera, salah satu serangan udara Israel pada Kamis (30/5/2024) lalu menargetkan tenda-tenda pengungsian di kawasan Tal as-Sultan, Rafah.
Setidaknya 40 nyawa melayang, termasuk beberapa anak-anak yang tidak berdosa.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana tentara Israel sengaja mengincar kamp yang melindungi warga sipil,” ungkap Mahmoud Al-Batsh, saksi mata dari lembaga pemantau fakta Sanad.
“Bukan militan yang mereka tuju, melainkan penduduk tak bersenjata yang sedang berlindung di tenda-tenda itu,” tambahnya.
Pihak militer Israel membantah tudingan tersebut.
Mereka mengklaim serangan didasarkan pada “intelijen yang akurat” untuk menyingkirkan pejabat senior Hamas yang bertanggung jawab atas serangan terhadap warga Israel pada 7 Oktober lalu.
“Kami memiliki informasi intelijen yang kuat tentang keberadaan target penting Hamas di wilayah itu, sayangnya, terjadi insiden yang menewaskan warga sipil akibat kehadiran mereka dekat dengan sasaran serangan,” tegas juru bicara militer Israel.
Namun, klaim itu dibantah mentah-mentah oleh para saksi mata.
Baca Juga: Arti All Eyes on Rafah, Panggilan Menyayat Hati yang Menggema di Media Sosial
Mereka menyaksikan langsung bagaimana tenda-tenda pengungsian hancur lebur akibat hujan rudal Israel.
“Begitu serangan dimulai, api langsung menyebar dengan cepat dan meratakan seluruh tenda di kamp. Saya melihat banyak jenazah berserakan, terutama anak-anak dan perempuan yang terbakar hidup-hidup dalam tendanya,” cerita Umm Mahmoud, seorang pengungsi yang selamat.
Laporan dari Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi kengerian yang dialami para pengungsi.
“Banyak warga sipil yang dibakar hidup-hidup dalam serangan itu. Tentara Israel tidak memberi mereka kesempatan untuk menyelamatkan diri,” ungkap juru bicara organisasi kemanusiaan tersebut.
Di Rumah Sakit Kuwait yang dipenuhi korban luka bakar, suasana kalut menyelimuti.
Isak tangis memilukan terdengar di mana-mana, mencampur aroma daging manusia yang hangus terkena rudal.
“Saya melihat tenda-tenda meleleh, dan jenazah-jenazah juga meleleh di dalamnya,” kisah salah satu korban selamat yang luka bakar hebat.
Insiden mengerikan ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak.
Dunia mengutuk serangan Israel yang “mengabaikan prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum perang.”
Serangan yang menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak, merupakan kejahatan perang dan pelanggaran berat Konvensi Jenewa.
Israel didesak untuk menghentikan agresi dan mengizinkan akses bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela aksi pasukannya.
Ia mengklaim operasi tersebut “sangat diperlukan untuk melindungi keamanan warga Israel” dari ancaman militan bersenjata. (*)