WASHINGTON DC, BARAK.ID – Sebuah tim ahli bedah AS kini membuka lembaran baru dalam dunia medis dengan berhasil melakukan transplantasi ginjal dari babi yang telah dimodifikasi genetiknya ke dalam tubuh manusia. Eksperimen selama 61 hari ini mencatatkan rekor baru, memberikan harapan baru bagi ribuan pasien yang menunggu donor organ.
Ginjal Babi Genetik
Dengan lebih dari 103.000 individu yang sedang menunggu transplantasi organ di Amerika Serikat, di mana 88.000 di antaranya memerlukan ginjal, prosedur ini memiliki potensi besar untuk membantu mengurangi antrian panjang tersebut.
Baca Juga: Apa Arti Dibalik Kunjungan Kim Jong Un ke Pabrik Pesawat Tempur Rusia?
Pada Juli, Dr. Robert Montgomery, Direktur Institut Transplantasi Langone Universitas New York, memulai operasi ini. Montgomery bukanlah pendatang baru dalam dunia xenotransplantasi, ia juga telah menangani transplantasi ginjal babi genetik pertama di dunia pada September 2021.
“Selama dua bulan terakhir, kami telah memperoleh banyak pengetahuan melalui pengamatan dan analisis,” kata Montgomery, yang merasa optimistis dengan kemajuan yang dicapai.
Hasil yang menjanjikan dilihat dari respons tubuh pasien manusia. Meski menunjukkan gejala penolakan ringan, intensifikasi obat penekan imun berhasil meminimalkan risiko tersebut. Keberhasilan ini didukung oleh teknologi genetik yang “melumpuhkan” gen tertentu pada babi yang berperan dalam produksi biomolekul alpha-gal – molekul yang menjadi target utama antibodi manusia.
Para babi donor yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Revivicor, sebuah perusahaan bioteknologi berbasis di Virginia. Menariknya, kawanan babi ini sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS sebagai sumber daging bagi mereka yang alergi terhadap molekul alpha-gal, alergi yang muncul akibat gigitan kutu.
Sejarah xenotransplantasi memiliki cerita panjang. Misalnya, upaya transplantasi jantung babon ke bayi pada 1984 hanya membuahkan hasil sebentar, dengan bayi yang hanya bertahan hidup 20 hari. Namun, babi, dengan ukuran organ yang cocok, pertumbuhan cepat, dan kapasitas reproduksi yang tinggi, dianggap sebagai donor potensial yang ideal untuk manusia.
Baca Juga: Apa Arti Dibalik Kunjungan Kim Jong Un ke Pabrik Pesawat Tempur Rusia?
Salah satu tonggak penting lainnya dalam xenotransplantasi adalah transplantasi jantung dari babi ke manusia oleh Fakultas Kedokteran Universitas Maryland pada Januari 2022. Sayangnya, pasien meninggal dua bulan kemudian, di mana keberadaan virus tertentu di organ tersebut menjadi penyebab utama.
Sementara itu, ilmuwan China juga tidak mau ketinggalan. Mereka telah menerbitkan karya ilmiah yang menunjukkan keberhasilan mereka dalam menanamkan ginjal hibrida babi-manusia pada embrio babi. Metode ini menjadi salah satu pendekatan alternatif untuk mengatasi kekurangan donor organ.
Namun, seperti banyak inovasi lainnya dalam medis, xenotransplantasi membawa sejumlah dilema etika, terutama terkait dengan temuan sel manusia di otak babi.
Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi, eksperimen ini mendorong batas kemampuan medis manusia, memberikan harapan bagi ribuan pasien yang membutuhkan transplantasi. (*)