“Keesokan harinya, sekitar pukul 08.00 WIB, pasien mengalami mual, muntah, diare, dan merasa lemas. Pada Senin pagi, 11 Oktober 2023, sekitar pukul 03.00 WIB, pasien mengalami perburukan kondisi dan kemudian dibawa ke RS TNI Guntur,” ungkap dr. Leli Yuliani.
“Pada hari Selasa pagi dini hari, 11 Oktober 2023, sekitar pukul 02.00 WIB, pasien mengalami perburukan yang lebih parah dan akhirnya meninggal dunia,” tambahnya.
Baca Juga: Veni Oktaviana Jadi Bahan Rujak Netizen yang Soroti Jurusan Kuliahnya: Malunya Sampai ke Ubun-ubun
Berdasarkan hasil Rapid Health Assessment, dari 54 orang yang diduga mengalami keracunan, hampir 98,1% atau sekitar 53 orang mengalami gejala diare. Namun, tim surveilans dari Dinkes Kabupaten Garut terus melakukan penyelidikan mendalam guna mengidentifikasi penyebab pasti dari kasus keracunan yang diduga berasal dari makanan sate jebred.
Dinkes Kabupaten Garut memberikan imbauan kepada masyarakat yang mengalami gejala keracunan seperti diare, mual, muntah, dan demam untuk segera mengakses fasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk memastikan penanganan medis yang cepat dan tepat bagi para korban keracunan. (*)