“Bau busuk itu ternyata berasal dari jenazah anak-anak tersebut,” kata Indra. Ia juga menyebutkan bahwa terakhir kali pelaku terlihat menggendong anak bungsunya adalah pada Minggu (3/12/2023). Penyelidikan oleh pihak berwajib masih berlanjut untuk mengungkap lebih dalam peristiwa ini.
Posisi Korban di Kamar
Kapolres Jakarta Selatan, Ade Ary Syam Indradi, mengatakan bahwa di lokasi ditemukan Panca, ayah sekaligus tersangka, terbaring telentang dengan pisau di tubuhnya dan luka di tangan.
Situasi di TKP disebut sangat menyedihkan. Keempat anak tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. “Berbaris di tempat tidur mereka dan sudah membusuk,” ungkap Kapolres Ade.
Insiden ini terbongkar pada Rabu (6/12), ketika mayat-mayat anak-anak itu ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB. Korban merupakan dua anak perempuan dan dua anak laki-laki, berusia 1, 3, 4, dan 6 tahun.
Pesan Berdarah: “Puas Bunda Tx For All”
Tim polisi yang melakukan investigasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) menemukan pesan tulisan darah di lantai. Pesan tersebut berisi kata-kata “Puas Bunda Tx For All”. Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan, pihaknya masih mengidentifikasi penulis pesan ini dan apa arti di balik kata-kata tersebut.
Baca Juga: Heboh 4 Mayat Anak Usia 1-6 Tahun Terkunci dalam Kamar di Jagakarsa, Ada Pesan Tertulis dengan Darah
Dikunci di Dalam Kamar
Kepolisian setempat tengah menginvestigasi kasus tragis empat anak yang ditemukan tewas terkunci di kamar rumah mereka. Dugaan awal menunjukkan bahwa ayah dari korban terlibat sebagai pelaku. Motif di balik aksi ini masih belum terungkap dan menjadi prioritas utama dalam penyelidikan.
AKBP Bintoro, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, memberikan konfirmasi mengenai kasus tersebut. “Empat anak ditemukan meninggal di kamar mereka. Kami sedang melakukan penyelidikan mendalam,” jelas Bintoro. “Berdasarkan bukti awal, ayah korban sangat diduga sebagai pelaku di balik insiden ini,” tambahnya.
Tim kepolisian berupaya menggali lebih dalam untuk memahami latar belakang dan alasan di balik tindakan ini. Kasus ini menjadi perhatian serius di wilayah Jakarta Selatan. (*)