Namun, usulan Muhadjir tersebut mendapatkan respons negatif dari kalangan pengamat hingga anggota dewan.
Mereka berpendapat bahwa pemberian bansos kepada keluarga korban judi online tidak memberi efek jera dan malah dianggap kontraproduktif terhadap upaya pemberantasan judi online.
Menanggapi kontroversi ini, Muhadjir menjelaskan bahwa bansos yang diusulkan bukan untuk pelaku atau pemain judi online, melainkan untuk anggota keluarganya yang menjadi korban.
“Bukan kepada pelaku atau pemain judi online, tetapi untuk anggota keluarganya yang menjadi korban,” jelas Muhadjir.
Selain itu, Ma’ruf Amin menekankan pentingnya verifikasi data penerima bansos agar tepat sasaran.
Menurutnya, setiap penerima harus diverifikasi untuk memastikan bahwa mereka benar-benar layak menerima bantuan.
“Kategorinya miskin yang diverifikasi memang dia miskin pantas mendapatkan bansos. Dan itu terus di-update tiap tahun,” tuturnya.
Dalam penutupan pernyataannya, Ma’ruf Amin kembali menegaskan bahwa bansos adalah untuk mereka yang benar-benar membutuhkan dan tidak boleh disalahgunakan.
“Bansos harus digunakan untuk kebutuhan yang mendesak dan memberikan manfaat nyata bagi penerimanya. Jika ada yang menyalahgunakan, kita harus bertindak tegas,” pungkasnya. (*)