Ketua rombongan sekaligus Koordinator Modul, Irma Suryani Lubis, mengungkapkan bahwa dia adalah warga asli Kota Pematang Siantar. “Saya merasa sangat dekat dengan kota ini karena keluarga besar saya berada di sini. Siantar dikenal sebagai Kota Pendidikan dan terkenal dengan julukan ‘Paris Van Sumatera’,” ungkap Irma, sambil memuji upaya Kota Pematang Siantar dalam menjaga dan memelihara toleransi antar-etnis dengan baik.
Irma menjelaskan bahwa Program PMM ke-3 ini bertujuan untuk membentuk kebhinekaan dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya Indonesia kepada mahasiswa.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya telah menerima kedatangan kami di Kota Pematang Siantar,” kata Irma.
Rombongan tersebut terdiri dari 42 mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia di luar Pulau Sumatera. Harapannya, pertemuan ini dapat memperkuat semangat persaudaraan di antara mereka dan memungkinkan mereka lebih mengenal budaya Simalungun.
Baca Juga: Banyumas Siap Siaga Antisipasi Bencana Alam
Acara ini ditandai dengan pertukaran cenderamata antara dr. Susanti dan Erizal Ginting dengan rombongan mahasiswa PMM. Selain itu, pertemuan juga melibatkan dialog tentang kebudayaan serta pertunjukan tarian tradisional.
Selain dr. Susanti, hadir pula sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko Pematang Siantar, Maestro Tari Oppung Raminah Garingging, pimpinan Sanggar Rayantara Sultan Saragih, serta para penari dari SMA Kartika dan Sanggar Rayantara. Acara ini merupakan upaya bersama untuk memperkuat hubungan antarbudaya dan mendukung pertukaran pengetahuan di antara generasi muda Indonesia. (*)