Selain skandal pernikahan ganda, masalah hutang juga menambah rumit kehidupan Daniel dan keluarganya.
Diketahui bahwa Daniel disebut memiliki hutang sebesar Rp200.000.000 kepada beberapa orang selama tinggal di Komplek Perumahan Karyawan Perkebunan Aek Pamingke, Labuhan Batu Utara.
“Dia meninggalkan hutang yang besar kepada banyak orang. Banyak yang datang ke rumah saya untuk menagih hutang tersebut. Bahkan ada hutang Rp45 juta kepada keluarga istri Bupati Labura,” ungkap Bintang Ratna Dewi.
Bintang mengaku harus menanggung beban hutang suaminya setelah kepergian Lenny.
“Saya sudah menyampaikan semuanya kepada pengacara keluarga Lenny dan juga berkomunikasi langsung dengan ibunya, Brulina Sembiring,” tuturnya.
Bintang juga menyatakan kesediaannya untuk menjadi saksi di Pengadilan Negeri Simalungun jika diperlukan.
“Saya ingin semuanya menjadi jelas di mata hukum. Saya tidak bisa membiarkan ini berlarut-larut tanpa ada penyelesaian,” urainya.
Keberlanjutan Proses Hukum
Meskipun pelaku utama pembunuhan sudah dihukum, kasus ini tetap menjadi sorotan publik karena aspek-aspek lain yang masih menggantung, terutama terkait dengan pernikahan Daniel yang dianggap tidak sah oleh keluarga korban dan permasalahan hutang yang semakin memperkeruh suasana.
Hingga kini, Polres Simalungun belum memberikan pernyataan resmi mengenai laporan Brulina Sembiring terkait pemalsuan status pernikahan Daniel.
Kasus pembunuhan ini tidak hanya mengguncang keluarga korban, tetapi juga masyarakat setempat yang turut merasakan duka mendalam.
Penantian Keadilan
Kasus ini menambah panjang daftar tragedi keluarga yang diwarnai oleh kekerasan dan kebohongan.
Namun, di balik semua itu, satu hal yang pasti: keluarga korban dan masyarakat luas berharap agar keadilan segera terwujud.
Mereka tidak hanya menuntut pertanggungjawaban dari Safrin Dwiva sebagai pelaku pembunuhan, tetapi juga dari Daniel Santrieka Hasiholan Pasaribu, yang diduga memalsukan identitas dan meninggalkan hutang yang membebani banyak pihak.
“Semoga keadilan berpihak pada yang benar, dan semua pihak yang terlibat dalam kebohongan ini dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya,” pungkas Brulina Sembiring dengan penuh harap.
Hingga saat ini, keluarga korban masih menanti tindak lanjut dari pihak berwenang atas laporan mereka, sementara luka batin yang mendalam terus menghantui mereka setiap hari. (*)