Bitcoin pun kembali dilirik, kali ini bukan hanya oleh individu, tapi juga perusahaan besar. Tesla, Square, dan MicroStrategy mulai membeli Bitcoin sebagai aset cadangan. Bitcoin mulai disebut sebagai “emas digital” karena nilainya dianggap bisa bertahan saat ekonomi tak menentu.
Diakui Sebagai Alat Pembayaran
Pada 2021, El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Orang bisa membeli barang dan membayar pajak dengan Bitcoin di sana.
Tapi langkah ini juga menuai kontroversi. Beberapa lembaga keuangan internasional khawatir, karena nilai Bitcoin yang sangat fluktuatif bisa membuat ekonomi negara tidak stabil.
Tahun 2022 dan 2023 menjadi masa sulit bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya. Banyak proyek gagal, perusahaan kripto bangkrut, dan harga Bitcoin pun turun drastis.
Yang paling menggemparkan adalah kebangkrutan perusahaan besar seperti FTX, yang dulunya sangat dihormati di dunia kripto. Kejadian ini membuat pemerintah di berbagai negara mulai serius mengatur dan mengawasi pasar kripto agar lebih aman bagi masyarakat.
Masa Depan Bitcoin
Hingga pertengahan 2025, Bitcoin tetap eksis. Harga memang naik-turun, tapi banyak orang yang masih percaya bahwa Bitcoin adalah aset masa depan.
Teknologi baru seperti Lightning Network memungkinkan Bitcoin digunakan untuk transaksi kecil dengan biaya sangat rendah dan cepat. Selain itu, beberapa negara mulai mengizinkan produk investasi berbasis Bitcoin seperti ETF.
Namun, tantangan tetap ada. Penggunaan energi yang tinggi dalam proses penambangan, serta belum meratanya pemahaman masyarakat tentang Bitcoin, jadi masalah yang masih perlu diselesaikan.
Makna Bitcoin Bagi Dunia
Bitcoin bukan sekadar mata uang digital. Ia adalah simbol perubahan. Bitcoin menunjukkan bahwa uang bisa diciptakan tanpa campur tangan pemerintah, dan orang bisa saling percaya lewat teknologi.
Meski masih banyak pro dan kontra, satu hal jelas: Bitcoin telah mengubah cara dunia memandang uang, teknologi, dan kebebasan finansial. (*)