Ia telah dua kali mengikuti tes bintara Polri dan tetap bersemangat meski menghadapi banyak rintangan.
“Dengan kejadian ini, jika mimpi saya harus terkubur saya ikhlas. Tapi kalau dengan kejadian ini saya bisa jadi anggota Polri, saya siap,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.
“Menjadi abdi negara itu kebanggaan dari kecil. Motivasi saya karena ini adalah salah satu cita-cita saya dari kecil,” tambah Satrio.
** Sikap Heroik Satrio Diapresiasi **
Tidak hanya dari pihak kepolisian, dukungan untuk Satrio juga datang dari berbagai pihak.
Aipda Ambarita, sebagai sosok yang menginspirasi Satrio, memberikan semangat dan dukungan moral yang sangat berarti.
Pertemuan mereka memperlihatkan betapa pentingnya peran figur teladan dalam membentuk semangat dan tekad generasi muda.
Satrio kini merasa lebih termotivasi untuk melanjutkan langkahnya mencapai cita-cita.
“Saya sangat terinspirasi oleh Aipda Ambarita. Melihat beliau membuat saya semakin yakin bahwa saya juga bisa menjadi polisi yang baik dan berdedikasi,” ungkapnya.
** Perjalanan Satrio Tidak Mudah **
Kejadian pembegalan yang menimpa Satrio bukan hanya ujian fisik, tetapi juga ujian mental.
Meskipun begitu, ia tidak menyerah.
Dukungan dari keluarga, terutama ibunya, sangat berarti bagi Satrio dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
“Saya dan ibu saya sangat terharu saat bertemu dengan Aipda Ambarita. Beliau benar-benar sosok yang saya kagumi dan menjadi inspirasi bagi saya untuk terus berjuang mencapai mimpi saya,” kata Satrio.
** Harapan Satrio Mukti **
Satrio kini memandang masa depannya dengan penuh harapan.
Meskipun peristiwa tragis menimpanya, semangatnya tidak pernah padam.
Ia yakin bahwa kejadian ini akan menjadi pelajaran berharga dan motivasi tambahan untuk meraih cita-citanya menjadi seorang polisi.
“Dengan semua dukungan yang saya terima, baik dari pihak kepolisian maupun dari keluarga dan teman-teman, saya merasa semakin yakin dan siap untuk melanjutkan perjuangan ini. Saya ingin menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan mimpi saya,” tegas Satrio. (*)