Keunggulan Biaya dan Ekspansi Internasional
Salah satu faktor utama yang mendorong adopsi QRIS adalah kebijakan biaya yang sangat kompetitif. Untuk transaksi di bawah Rp500.000, pengguna tidak dikenakan biaya alias 0%, sementara tarif tertinggi hanya sebesar 0,7% per transaksi.
Tidak hanya terbatas pada transaksi domestik, QRIS juga mulai digunakan secara lintas negara. Hingga saat ini, sistem pembayaran ini telah terintegrasi dengan sembilan negara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menyampaikan bahwa penggunaan QRIS di Jepang akan resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI.
“Proses uji coba sistem (sandbox) bersama otoritas Jepang telah dilakukan sejak 15 Mei 2025. Jika tidak ada kendala, masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Jepang sudah dapat melakukan pembayaran cukup dengan memindai kode QR,” jelas Filianingsih dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (22/5/2025).
Tak hanya Jepang, BI juga menjajaki kerja sama dengan Arab Saudi untuk mendukung transaksi jamaah haji asal Indonesia. Potensi ekspansi QRIS juga terbuka ke Tiongkok, seiring meningkatnya kebutuhan akan sistem pembayaran lintas negara yang efisien dan terintegrasi.
Menuju Kemandirian Sistem Pembayaran Nasional
Kemajuan QRIS merupakan bagian dari langkah strategis Indonesia dalam membangun kemandirian di sektor sistem pembayaran nasional. Dengan dukungan teknologi dan sinergi antar pemangku kepentingan, QRIS berperan penting dalam memperkuat inklusi keuangan sekaligus memperluas daya saing sistem pembayaran Indonesia di panggung global. (*)